Jumat, 23 Desember 2011

PENGARUH KUALITAS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEANDALAN AUDIT TRAIL DALAM SISTEM INFORMASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Meskipun sebenarnya kondisi perekonomian Indonesia secara umum belum menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan yang signifikan, namun bukan berarti terjadi kondisi yang stagnasi dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis, terlebih lagi bagi perusahaan lokal. Karena dengan semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke peta persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai perbaikan kualitas dari dalam perusahaan untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai tujuannya masing-masing.
Selain harus dapat menghasilkan out-put (baik barang atau jasa) yang berkualitas serta dapat diserap dengan baik oleh para calon konsumen, pihak perusahaan juga harus dapat melaksanakan proses produksi secara terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi operasi yang diinginkan, yang bermuara pada peningkatan profit perusahaan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer, maka banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem informasi akuntansi berbasis komputer sebagai bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Namun, dikarenakan suatu sistem informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi jangka panjang yang mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan sistem akuntansi konvensional.
Dengan sistem informasi akuntansi, risiko terjadinya kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugaian. Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun dan dapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu bagian di dalam sistem informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal (internal control).
Pengendalian internal (internal control) merupakan bagian integral dari sistem informasi akuntansi. Pengendalian internal itu sendiri adalah suatu proses yang dijalankan untuk dewan komisaris, manajemen, dan personel lain dalam perusahaan, yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang dipenuhinya tujuan pengendalian. Adapun kriteria dari pengendalian internal, yaitu : (a) Keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) keputusan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (IAI, 2001:SA 319.2).
Dengan menetapkan serta menerapkan pengendalian internal secara baik dan benar pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan dapat meminimalkan risiko. Wilkinson dkk. (1996:234) mengungkapkan bahwa: ”Jika suatu pengendalian internal telah ditetapkan maka semua operasi, sumber daya fisik, dan data akan dimonitor serta berada di bawah kendali, tujuan akan tercapai, risiko menjadi kecil, dan informasi yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Di sisi lain, tanpa pengendalian internal, kondisi yang membawa dampak negatif bagi perusahaan mungkin akan terjadi, seperti kesalahan pencatatan, kesalahan pengambilan keputusan, inefisiensi biaya, kehilangan aset, terhentinya kegiatan usaha, maupun terkena sanksi”. Sebagai hasilnya, dengan ditetapkannya pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi, maka sistem informasi akuntansi (Accounting information system) akan menghasilkan informasi akuntansi yang lebih berkualitas (tepat waktu, relevan, akurat, dan lengkap), dan dapat diaudit (Auditable).
Informasi akuntansi yang berkualitas serta dapat diaudit (Auditable) sangat menunjang dan diperlukan dalam proses audit trail. Adapun definisi dari audit trail serta faktor-faktor yang menentukan auditabilitas (auditability) seperti yang diungkapkan oleh Kell dkk. (2001:335), yaitu: “Dua faktor utama yang menentukan auditabilitas yaitu: Integritas manajemen (Management Integrity), dan ketersediaan bukti serta data akuntansi (adequacy of accounting records and evidences). Adapun ketersediaan bukti dan data akuntansi yang memadai dalam rangka mendukung proses audit trail. Audit trail didefinisikan sebagai mata rantai bukti yang memungkinkan sebuah transaksi dapat ditelusuri dari suatu total dalam laporan keuangan ke dokumen sumbernya”.
Dalam sistem informasi akuntansi manual, audit trail meliputi dokumen sumber, buku besar, jurnal, kertas kerja, dan catatan lain. Sedangkan dalam sistem informasi berbasis komputer, dimana transaksi ekonomi ditampung, dikumpulkan, didokumentasikan (captured or received), dikirim (transferred), dan disimpan (stored) secara elektronis tanpa dokumen sumber tercetak, maka audit trail berupa dokumen sumber tercetak (paperless) akan berkurang. Namun bukan berarti perusahaan tidak bisa diaudit.
Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, maka banyak perusahaan yang mulai meninggalkan sistem informasi akuntansi manual dan beralih ke sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Dalam suatu sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang dirancang dengan baik, akan menghasilkan suatu audit trail yang lebih luas (extensive) dan lebih jelas dibandingkan sistem informasi akuntansi manual, yang dikenal dengan electronic audit trail. Contoh audit trail yaitu log dan listing, hal ini diungkapkan oleh Allison (2003), yakni: “Log dan listing mencatat semua usaha untuk menggunakan sistem yang biasanya mencatat antaralain: tanggal dan waktu, kode yang digunakan, tipe akses, aplikasi dan data yang digunakan”.
Pengaruh pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi terhadap audit trail dikemukakan oleh Gascoyne (1990), yaitu: “Pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer, baik pengendalian umum maupun pengendalian aplikasi memiliki tujuan masing-masing dan mempengaruhi audit trail. Pengendalian umum adalah pengendalian atas segala aktivitas dan sumber daya yang dipakai dalam pengembangan suatu sistem informasi, pelaksanaan proses, dan fungsi-fungsi pendukung lainnya. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian atas suatu aplikasi tertentu untuk menjamin bahwa seluruh transaksi telah terotorisasi, direkam dan diproses secara lengkap, akurat, dan tepat waktu”.
Dengan adanya pengendalian umum yang memadai, maka sistem informasi akuntansi dapat dirancang serta dibangun dengan suatu fasilitas audit traiil yang memadai pula. Demikian pula dengan pengendalian aplikasi, suatu pengendalian aplikasi yang baik akan menyediakan fasilitas audit trail yang memadai, hal ini akan memberikan jaminan kelengkapan (completeness), keakuratan (accuracy), dan otorisasi (authorization) suatu transaksi.
Untuk mewujudkan pengendalian umum yang memadai serta pengendalian aplikasi yang baik, maka dibutuhkan kerjasama antara pihak manajemen perusahaan, internal auditor, analis sistem, pengguna sistem (user), dan progamer komputer. Mereka semua, dengan latar belakang serta tugasnya masing-masing, harus dapat bekerjasama dalam merancang suatu paket sistem yang baik serta memadai bagi perusahaan.
Akan tetapi pada prakteknya, kebanyakan software dan beberapa sistem pengoperasian yang dipakai saat ini dirancang tanpa banyak pemikiran untuk mencegah penyalahgunaan atau kejahatan komputer. Banyak analis dan progamer komputer tidak mengetahui tentang prinsip umum pengendalian internal. Sebagai akibatnya, beberapa sistem informasi akuntansi dirancang tanpa fasilitas pengendalian yang memadai. Sehingga sistem informasi akuntansi yang dibuat tidak menghasilkan fasilitas audit trail yang memadai untuk digunakan dalam proses audit. Hal senada diungkapkan oleh Webber (1999:15), sebagai berikut: “Unfortunetly, not all computer systems are well designed. Some software, for example, does not provide adequate access controls and logging facilities to ensure preservation of an accurate and comp
lete audit trail. When this situstion are coupled with a decreased ability to separate incompatible functions, serious controls problems can be arise”.
Adanya kondisi tersebut, sewajarnya menjadi perhatian bagi setiap perusahaan yang tengah melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi akuntansinya. Supaya sistem informasi akuntansi yang dibangun dapat menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas, dengan memiliki pengendalian internal yang memadai dan auditable. Maka, dibutuhkan suatu pemahaman dalam organisasi mengenai pentingnya pengendalian internal dan audit trail dalam sistem informasi akuntansi. Hal ini khususnya berlaku bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat kegiatan usaha yang kompleks, terlebih lagi bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) golongan Persero. Hal ini dikarenakan BUMN Persero mengemban tugas yang cukup berat, di satu sisi harus dapat menyediakan serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat (sebagai konsumen) dan di sisi lain dituntut untuk dapat memberikan sumbangsih positif dari hasil operasi usahanya (keuntungan) bagi pemerintah atau pemegang saham, karena keberadaan BUMN golongan Persero adalah profit motive.
Hal tersebut di atas, berkaitan erat dengan tiga karakteristik BUMN di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang No. 9/1979. Dalam Undang-undang ini, disebutkan bahwa terdapat tiga jenis BUMN yang terdiri dari Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Perseroan. Ketiganya memiliki sifat, fungsi, dan status keberadaanya yang berbeda. Perbedaan sifat, fungsi, dan status (karakteristik) ketiga jenis BUMN sesuai dengan Undang-undang No. 9/1979 dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1
Perbedaan Karakteristik Tiga Golongan BUMN
PERJAN PERUM PERSERO
Merupakan BUMN yang bersifat public service (pelayanan masyarakat). Merupakan BUMN yang bersifat public utility, yaitu melayani kepentingan umum dan diharapkan dapat meghasilkan keuntungan. Merupakan BUMN yang bersifat profit motive.
Permodalannya termasuk bagian APBN yang dikelola oleh departemen yang membawahinya. Modal seluruhnya milik negara, yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Modal seluruhnya atau sebagian milik negara dan terbagi atas saham-saham.
Statusnya dikaitkan dengan hukum publik. Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan Undang-undang. Berstatus badan hukum berdata dan berbentuk perseroan terbatas (PT).

Sumber: Wagiono I. (1993:62-63)
Penelitian mengenai pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi, sebelumnya telah dilakukan oleh Heni Sulastri dalam penelitiannya pada tahun 2004. Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan pada audit trail dalam sistem informasi dan semua perusahaan yang menjadi sampel penelitian (tujuh bank swasta di kota bandung) tersebut telah memiliki fasilitas audit trail yang memadai untuk mendukung audit trail dalam sistem informasi.
Dengan memperhatikan latar belakang teoritis dan fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BUMN Persero di kota Bandung.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian terhadap audit trail dalam sistem informasi dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh Kualitas Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Keandalan Audit Trail dalam Sistem Informasi” (Studi Survai atas auditor internal pada beberapa BUMN Persero di kota Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apakah kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi yang terdapat pada BUMN Persero di kota Bandung telah memadai.
2. Bagaimana pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalahan tersebut di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam meneliti pengaruh dari kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi pada perusahaan-perusahaan yang diteliti.

1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna bagi:
1. Bagi penulis
Diharapkan untuk dapat melihat kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan keandalan audit trail dalam sistem informasi bagi internal audit pada beberapa BUMN persero yang berada di kota Bandung dari segi penerapan disiplin ilmu yang penulis pelajari.
2. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat menjadi masukan dalam merancang suatu pengendalian internal yang memadai pada sistem informasi akuntansi, dan pelaksanaan audit sistem informasi perusahaan.
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih mendalam, serta memberikan solusi yang tepat pada pokok permasalahan yang diteliti.

1.5 Rerangka Pemikiran
Secara keseluruhan, sistem informasi akuntansi merupakan perpaduan dari sistem informasi akuntansi keuangan dan sistem informasi akuntansi manajemen. Azhar (2002:112) mengungkapkan bahwa: “sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan bekerjasama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperoleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan dibidang keuangan”.
Sistem informasi akuntansi keuangan menghasilkan informasi tentang prestasi perusahaan untuk digunakan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan. Biasanya informasi ini disajikan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan keuangan tersebut harus berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (generally accepted accounting principles/ GAAP) atau di Indonesia dikenal sebagai Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan sistem informasi akuntansi manajemen selain menghasilkan informasi keuangan, juga menghasilkan laporan-laporan, dan analisis-analisis yang lain, yang disusun sesuai dengan kebutuhan internal perusahaan. Sistem informasi akuntansi manajemen ini tidak dibatasi oleh SAK.
Setiap sistem, termasuk sistem informasi akuntansi, memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta pengendalian operasi. Pengendalian di dalam suatu perusahaan dikenal dengan pengendalian internal. COSO report (1992:3) dan oleh IAI diadopsi kedalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengemukakan pengertian pengendalian internal sebagai berikut: “Internal control is a process, affected by entity’s board of directors, management and other personel, designed to provide reasonable. assurance regarding the achievement of objectifes in the following catagories: reliability of financial reporting, compliance with aplicable laws and regulation, and effectiveness and efficiency of operation”.
Agar pihak manajemen perusahaan mempunyai keyakinan yang memadai bahwa pengendalian internal perusahaan telah berjalan efektif dan efisien sebagaimana mestinya, maka perlu dilakukan suatu penilaian dan evaluasi yang dikenal dengan kegiatan pemeriksaan (audit). Hal ini dikemukakan oleh Wilkinson dkk. (1996:341), sebagai berikut: “Audits are examination perform to assess an evaluate an activity or object, such as wether the internal control imp
lemented in to the accounting information system (AIS) are working as prescribed by management or wether the information processing function needs improvement”.
Melalui audit, internal audit akan memberikan konsultasi internal sebagai nilai tambah (added value) atau masukan bagi manajemen. Internal audit akan memberi jaminan bahwa pengendalian perusahaan telah berjalan dengan sebagaimana mestinya, menjelaskan mengapa pengendalian internal tidak berjalan, memaparkan risiko-risiko apa saja yang akan dihadapi perusahaan jika pengendalian tidak berjalan, serta memberikan usulan perbaikan.
Audit dalam lingkungan sistem informasi akuntansi dikenal dengan audit sistem informasi (atau juga disebut computer audit atau information technology audit). Webber (1999) mengemukakan pengertian audit sistem informasi, sebagai berikut: “Information system auditing is the process of collecting an evaluating evidance to determine wether a computer system safe guards assets, maintans data integrity, achieve organizational goals to be achieved effectively, an uses resources effeciently”.
Di lingkungan sistem informasi akuntansi berbasis komputer terdapat dua jenis pengendalian internal, yaitu pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (application control). Arens dkk. (2003:312), mengemukakan bahwa: “Pengendalian umum adalah pengendalian atas segala aktivitas dan sumber daya yang dipakai dalam pengembangan suatu sistem informasi, pelaksanaan proses dan fungsi-fungsi pendukung lainnya. Adapun pengendalian umum terdiri dari: pengendalian organisasi dan operasi, pengendalian pengembangan dan dokumentasi sistem, pengendalian hardware, dan pengendalian akses hardware serta data. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian atas suatu aplikasi tertentu untuk menjamin bahwa seluruh transaksi telah terotorisasi, direkam dan diproses secara lengkap, akurat, dan tepat waktu, yang meliputi pengendalian input, proses, dan output”.
Dalam pengendalian internal di lingkungan sistem informasi akuntansi berbasis komputer terdapat suatu komponen yang penting, yaitu audit trail. McLeod dan Schell (2001:221) mengemukakan bahwa: “Salah satu komponen yang penting dalam Pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi adalah audit trail. Audit trail adalah suatu kronologis transaksi yang dapat ditelusuri dari akhir ke awal transaksi tersebut dimulai dan sebaliknya”.
Dalam merancang dan menmbangun suatu sistem informasi akuntansi pada sebuah perusahaan, audit trail merupakan bagian penting dalam sistem informasi akuntansi tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bodnar dan Hopwood (1995:180-181), yakni: “If an audit trail exists, the auditor can be confident that accounting information system and related financial statement are very reliable, that is, the system and and its output are accurate. If an audit trail does not exist, the reliability of the accounting information system must be suspect”.
Dengan adanya pengendalian umum yang memadai, maka sistem informasi akuntansi dapat dirancang dan dibangun dengan suatu fasilitas audit trail yang memadai pula. Demikian pula dengan pengendalian aplikasi, suatu pengendalian aplikasi yang baik akan menyediakan fasilitas audit trail yang baik serta akan memberikan jaminan kelengkapan (completeness), keakuratan (accuracy), dan otorisasi (authorization) pada suatu transaksi.
Audit trail tidak hanya digunakan oleh auditor pada saat pemeriksaan untuk memperoleh bukti (evidances), koreksi kesalahan yang terdeteksi, serta rekonstruksi arsip, namun manajemen juga berkepentingan terhadap audit trail. Porter dan Perry (1992:204) mengungkapkan bahwa: “Audit trail membantu manajemen untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan, pemasok, dan pemerintah atas status pembayaran, pengiriman, dan perpajakan”. Hal senada juga diungkapkan oleh Kell dkk. (2001:325), yaitu: “Penting bagi manajemen untuk memiliki keyakinan bahwa sistem informasi akuntansi perusahaan telah memiliki fasilitas audit trail yang memadai atas semua transaksi dan investigasi dalam sistem informasi akuntansi, baik pada sistem informasi akuntansi manual terlebih lagi untuk sistem informasi akuntansi berbasis komputer”.
Dalam sistem informasi akuntansi manual, audit trail meliputi dokumen sumber, jurnal, buku besar, kertas kerja, dan catatan lain. Sedangkan dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer audit trail berupa log dan listing yang mencatat semua usaha dalam menggunakan sistem yang biasanya mencatat antara lain: tanggal dan waktu, kode yang digunakan, tipe akses, aplikasi dan data yang digunakan. Webber (1999:404), mengemukakan ada dua jenis audit trail, yakni sebagai berikut: “… two types of audit trails that should exist in each subsystem: 1) an accounting audit trail to maintain a record of events within the sub system, and 2) an operation audit trail to maintain a technology of the rescourses consumption associated with each event in sub system”.
Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, penulis mengambil hipotesis bahwa: “Kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi”.

1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan berdasarkan pengalaman kajian perpustakaan berupa data dan angka sehingga realitas dapat dipahami dengan baik.
Menurut Moh. Nazir (2003:54), yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah sebagai berikut: “Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan berdasarkan pengalaman kajian perpustakaan berupa data dan angka sehingga realitas dapat dipahami dengan baik.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki mengenai situasi yang sebenarnya dari objek penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan survai, pendekatan survai menurut Moh. Nazir (2003:56) adalah: “Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Metode survai membedah serta menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung”.
Moh. Nazir (2003:56) menuturkan, bahwa: “Besarnya sampel untuk mengadakan estimasi terhadap populasi harus diperhatikan dalam melaksanakan survai sampel. Terlalu besar berarti pemborosan tenaga dan uang, sedangkan sampel yang terlalu kecil dapat menjurus kepada besarnya error”. Maka, metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling, yang menurut Masri dan Sofian (1989:155), adalah: “Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih”.
Populasi BUMN persero di kota Bandung adalah 26 perusahaan, yang beroperasi dibidang usahanya masing-masing. Sehingga, dengan menggunakan metode pengambilan data simple random sampling, dari populasi 26 BUMN persero akan didapatkan hasil 20,8 ≈ 21 sampel yang mewakili populasi.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail
dalam sistem informasi bagi auditor internal pada 21 BUMN persero di kota Bandung yang telah menerapkan audit trail dalam sistem informasinya.

1.6.1 Teknik-teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang terdiri dari:
1. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung pada objek yang diteliti, dalam hal ini yaitu para auditor internal beserta staff internal audit pada perusahaan (BUMN persero) yang diteliti. Pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) ini, diperoleh melalui dua cara utama yakni dengan metode observasi dan kuesioner. Penjelasan mengenai metode observasi dan kuesioner, dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan yaitu teknik berdasarkan literatur guna memperoleh dasar teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna sebagai bahan pertimbangan atas data yang diperoleh dari penelitian.

Data-data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga akhirnya dapat disimpulkan yang akan menjawab permasalahan yang menjadi pokok bahasan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan analisis agar lebih mudah dipahami dan ditindaklanjuti.

1.6.2 Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Kualitas Pengendalian Internal Pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Keandalan Audit Trail Dalam Sistem Informasi”, maka identifikasi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas atau Independen (X)
Yang menjadi variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah: “Pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi”.
2. Variabel terikat atau dependen (Y)
Yang menjadi variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah: “ Audit trail dalam sistem informasi”.

1 komentar:

  1. maaf bisa ga saya memperoleh full skripsi ini karena sya ingin menjadikannya referensi...

    kalau bsa mohon kirim ke email saya lailatulzohri@ymail.com

    BalasHapus