Jumat, 23 Desember 2011

INVESTASI PADA REKSADANA SYARIAH

Salah satu instrumen keuangan yang digunakan dalam perencanaan keuangan berbasis syariah adalah reksadana syariah. Yang menjadi pertanyaan kita adalah apakah bedanya antara reksadana biasa atau reksadana konvensional dengan reksadana syariah. Terdapat berapa macam reksadana syariah, bagaimanakah sifat-sifat masing-masing jenis reksadana syariah tersebut dan bagaimana tingkat pengembalian hasil invesrtasi dan risiko investasinya.

Prinsip umum dalam melakukan perencanaan syariah adalah bahwa perencanaan Keuangan islami diarahkan agara tercapai keseimbangan antara pencapaian tujuan sejahter di dunia dan sejahtera dihari kemudian. Ajaran islam telah memberikan tuntunan dalam melaksanakan kegiatan bisnis yaitu agar tidak mengandung kegiatan yang bersifat maisir, gharar dan riba. Sehingga tentunya reksadana syariah telah dipilah dan dipilih hanya berinvestasi yang sesuai dengan ketentuan syaraih, instrumen-instrumen keuangan yang dipilih adalah saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Indeks dan Sukuk.



Jenis Reksadana Syariah

Reksadana syariah terdiri dari berbagai jenis saham bergandung pada jenis instrumen investasi yang digunakan dalam portofolio investasi reksadana syariah. Reksadana Syariah terdiri dari :

a. Reksadana Syariah Saham adalah reksadana syariah yang sebagian besar dana kelolaan reksadana sebagaian besar, biasanya sekitar 70-80% dari total dana kelolaan reksadana diinvestasikan kedalam saham-saham syariah, yaitu saham yang masuk kedalam daftar Jakarta Islamic Indeks.

b. Reksadana Syariah Campuran adalah reksadana syariah yang dana kelolaannya diinvestasikan kedalam instrumentasi saham syariah dan instrumen obligasi syariah atau sukuk dengan prosentasi tertentu sebagaimana disampaikan pada prospektur reksadana.

c. Reksadana Syariah Pendapatan Tetap adalah reksadana syariah yang sebgai besar dana kelolaannya diinvestasikan kedalam instrunmen obligasi syariah atau sukuk, biasanya 70-80% dari dana kelolaan reksadana syariah pendapatan tetap.



Tingkat Risiko Reksadana Syariah

Dilihat dari sisi risikonya risiko reksadana syariah dapat diurutkan sebagai berikut, reksadana syariah yang paling besar risikonya adalah reksadana syariah saham. Risiko reksadana syariah saham berbanding lurus dengan risiko-risiko saham-saham yang ada dalam portofolio reksadana syariah tersebut. Tingkat risiko yang lebih rendah pada urutan berikutnya dalah risiko reksadana campuran, reksadana syariah campuran memiliki tingkat risiko yang lebih kecil dari risiko reksadana syariah saham. Risiko reksadana syariah Campuran pada umumnya berada diantara risiko reksadana syariah saham dan risiko reksadana syaraiah pendapatan tetap. Risiko reksadana dana syariah campuran merupakan bauran risiko yang melekat pada saham-saham dan obligasi syariah atau sukuk yang menjadi bagian dari portofolio reksadana syariah campuran tersebut. Risiko reksadana pendapatan tetap memiliki risiko paling rendah dibandingkan dengan risiko-risiko yang dimiliki oleh reksadana syariah saham dan risiko reksadana campuran.



Memilih Reksadana Syariah Sebagai Instrumentasi Investasi

Memilih reksadana syariah gampang-gampang sulit, dibilang gampang karena, instrumen tersebut sudah banyak ditawarkan di agen penjual yang pada umumnya adalah bank atau asuransi manakala asuransi dikaitkan dengan investasi yang sering disebut unitlink. Namun untuk memilih yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita tidaklah semudah dibayangkan. Berikut adalah panduan untuk memilih reksadana syariah yang tepat, pertama kita harus melakukan self assessment terhadap hal-hal sebagai berikut; antara lain tujuan financial kita, kemampuan finansial kita saat ini, kemampuan menanggung risiko, jangka waktu posisi saat ini dan saat kebutuhan finansial terjadi.

Setelah melalui self assessment, apabila merasa memerlukan bantuan sebaiknya meminta bantuan Certified Financial Planner untuk memperoleh hasil assessment yang lebih baik. Tahapan berikutnya adalah melakukan analisis terhadap produk-produk yang ditawarkan diagen-agen penjual atau langsung oleh manajemen investasi dicari produk yang sesuai dengan kebutuhan finansial kita dan kemampuang kita menaggung risiko investasi. Apabil jangka waktu yang dimiliki cukup panjang misalkan 10-15 tahun maka reksadana syariah saham dapat menjadi pilihan, karena dalam jangka panjang kenaikan atau hasil investasi yang dihasilkan oleh reksadana saham akan lebih besar dari jenis reksadana syariah jenis yang lain.

Para investor yang memiliki tingkat resistensi yang tinggi terhadapa risiko investasi maka pilihan reksadana campuran atau reksada pendapatan tetap dapat menjadi pilihan. Namun tentunya agar diingat bahwa reksadana jenis ini memberikan imbalan yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis reksadana syariah saham. Para calon pensiunan yang sudah dekat dengan masa pensiunnya pilihan reksadana campuran merupakan pilihan yang masih direkomendasikan, mengingat pilihan reksadana pendapatan tetap memberikan hasil yang minimal dibandingkan jenis reksadana lainnya. Namun apabila faktor pertimbangan risiko mendominasi keputusan investasi maka reksadana pendapatan tetap dapat dijadikan pilihan.

Selamat berinvestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar