MANAJEMEN AKTIVA BANK
Menut buku “STRATEGI MANAGEMENT BISNIS PERBANKAN” pengarang komarrudin
sastradipura penerbit kappa-sigma bandung tahun 2004 menerangkan materi
manajemen bank berupa:
1. Arti dan Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Manajemen Aktiva Bank
Strategi dan aktivitas manajemen operasional sebuah bank terlihat dalam
neraca dn perubahan neraca. Sisi passiva menunjukkan strategi dan
kegiatan manajemen yang berkaitan dengan sumber pengumpulan dana,
sementara sisi aktiva menunjukkan strategi dan kegiatan manajemen yang
berkaitan dengan tempat pengumpulan dana. Sisi pengumpulan dana(pasiva)
biasanya meliputi pengumpulan dana yang diperoleh daro modal dasar,
deposito, giro dan tabungan. Tujuan manajemen perbankan adalah
memberikan kredit jangka -pendek atau jangka- panjang. Untuk tujuan itu,
pasivanya merupakan sebuah alat. Sisi penggunaan dana(aktiva) meliputi
kas, rekening pada bank sentral, pinjaman jangka- pendek dan jngka-
panjang, dan aktiv tetap.
1. Hubungan bank dan nasabah
Merupakan “kepercayaan dan bantuan”. Bank menerima amanat(kepercayaan)
dari nasabahnya dalam bentuk simpanan dana. Nasabah percaya bahwa
bankirnya akan melayani keperluaanya dan melindungi dana yng
disimpannya. Hubungan yang khas inilah yang menyebabkan hubungan bank
dan nasabah itu sebagai “hubungan amanah”.
2. Para Pesero
Adalah orang-orang yng telah memasukkan dan mempercayakan modalny kepada
banknya dengan mengharapkan laba yng : (a). sesuai dengan resiko
investasinya,(b). seimbang dengan laba yang diperoleh dari investasi
alternative lainyang resikonya sepadan. Jika tidak, mereka akan memilih
alternative investasi lain.
3. Undang-Undang dan Peraturan
Dana yang terkumpul harus dikelola sesuai dengan ketentuan dalam
undang-undang dan pertauran Negara bank sentarl, karena bnk mengelola
uang titipan masyarakat. Setiap bank dipercayai masyaralat sebagai
lembaga keuanan yang akan melaksnkan etika bisnis dengan konsisten.
Keharusan bisnis perbankan mengiktui, melkasanakn dn menegakkan hokum
positif merupakan keharusan yng tidak boleh diabaikan karena hokum
positif prlu dianggap sebagai dtu atau “factor diketahui” belaka artinya
tida dapat dinegoisasikan.
4. Imbauan Moral
Merupakan suatu metode untuk emmbujuk dan mendorong para banker dan
pedagang unutk mengikuti kebijakan yang diyakini bank sentarl merupakan
kepentingan pembangunan seluruh rakyat. Walaupun kebijakan itu mungkin
mempunyai kekuatan moral yang tinggi, namun segalanya tergntung pada
strategi dan keputusan para bnakir dan pedagang tersebut.
5. Persaingan
Ketika perhtian dn pertimbangan ditujukan terhadap hubungan bank dan
nasbah, para pesero, UU dan peraturan, dan imbauan moral dari bnk
sentral. Posisi bsinis perbankan akan menjadi kritis jika dinmika di
pasar perbnan, khususnya psar ung, dan pasar modal, menyebabkanmnjadi
obyek bukan subyek.
2. Pemanfaatan Dana Bisnis Perbankan
Dana yng diperoleh sebuah bisnis perbnkan prlu dilokasikan dengn tepat.
Untuk itu diperlukan kebijakan alokasi aktiva, artinya pendistribusian
dan invstasi yang didasrakn pada fungsi dan kegunaan di antara berbagai
kategori aktiva, termasuk ekuivalen ks, saham, investasi pendapatan
tetap. Alokasi aktiva merupakan konsep sentarl dalam perencanaan
keuangan bagi menejemn investasi bisnis perbankan. Untuk itu dana
dialokasikan ke dalam cadangan primer, cadangan sekunder, kredit, dan
investasi dalm perbandingan yan tepat sesuai dengan perubahan -
perubahan.
1. Cadangan Primer. Merupakan garis pertahanan pertama sebuah bank jika
para deposan menarik dan mereka. Disipkan untuk memenuhi ketentuan
likuiditas minimum dn keperluan operasi bnk hari demi hari. Bentuk
cadangan primer adalah uang kas, cadangan yang diharuskan menurut
peratutan di bank sentral, deposito yang tersimpan di lembga-lembaga
perbnkan lain dpat dicairkan jika diminta, dan warkat - warkat dalam
proses tertentu.
2. Cadangan Sekunder. Merupakan pinjaman dan sekuritas yng dapat
dikonversikan ke dalam uang tunai tnpa kerugian yng serius. Cadangan ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas uang jangka waktunya
kurang dri satu tahun yang sekaligus dimnfaatkan untuk mencari laba.
SBI, SBPU, commercial papers. Itulah beberapa instrument dari cadangan
sekunder.
3. Kredit. Disalurkan untuk mendapatkan sumber pendapatan utama bagi
bank. Bagian ini biasanya merupakan bagian yang cukup penting untuk
melihat mutu aktivitas perbankan para calon pembeli saham, nasabah
melihat perbankan yang ada dilihat dari sudut, dimana bank membrikan
kredit kepada para nasabahnya tnpa mnghdapi kesulitan.
4. Investasi. Yang berhasil merupakan sumber pendapatan yng berarti bagi
kelangsungan bisnis perbankan, walapun mempunyai korelasi dengan
likuiditas hanya dalam jangka – panjang. Pengelompokkan aktina dilihati
dari sifatnya terbadi menjadi dua, yaitu:
1. Aktiva Tidak Produktif
Meliputi (1) alat-alat likuid dan giro bnk pada bank-bank laindan(2)
aktiv tetap dan inventaris. Disebut “aktiva tidak produktif” karena
aktiva ini tidak menghasilkan laba atau rugi.
2. Aktiva Poduktif
Meliputi (1) kredit jangka pendek dn kredit jangka panjang; (2) deposito
pada bank lain; (3) uang kol(call money); (4) surat-surat berharga; (5)
penempatan dana pada bank lain di dalam dan diluar negari; dan (6)
penyertaan modal
3. jenis-Jenis Aktiva Bank
Aktiva dalam arti umum merupakan pos uang dipunyai oelh perseorangan yng
memiliki nila moneter. Aktiva dalam arti umum tersbut adalah:
1. Barang-barang yang cukup untuk memenuhi uatnga dan warisan seorang pewaris.
2. Semua milik seseorang atau suatu perusahaan yang dipergunakan untuk menanggung utang yang ada.
3. Semua pos dalam neraca suatu perusahaan yang menunjukkan seluruh harta milik seseorang, organisasi.
Aktiva bisnis perbankan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Bahwa aktiv itu mempunyai peluang untuk meraih manfaat ekonomi di wktu yang akan dating.
2. Bahwa perubahan aktiva itu menjadi indicator utnuk manajemen pengawasan
3. Bahwa aktiva tersebut merupakan produk dri transaksi – tramsaksi sebelumnya.
1. Aktiva Kas
Merupakan salah satu perkiraan aktiva dalm nerac yng diwakili oleh uang
kertas dan logam, perintah bayar dan cek yang dapat dinegoisasikan, dam
saldo bank. Aktiva kas meliputi semua uang yang beredar ditambah dengan
alat-alat berupa bukti tertulis mengenai utang yang secara bebas dapat
dipindahtangankan dengan penyerahan.aktiva inim merupakan harta paling
cair, tidak memberikan hasil, dan semata-matauntuk tujuan operasional
agar bisnis perbankan itu berjalan dengan mulus.
Bank yng diwajibkan oleh peraturan untuk memiliki sejumlah saldo, yang
disebut”saldo kerja” dalam bentuk uang dengan rasio tertentu terhadap
titiopan yang ada pada bank tersbut. Secara berurutan, tujuan saldo
kerja adalah :
1. Menjaga Likuiditas. Primer, saldo kerja ditujukan untuk menjaga penarikan dan oleh para penyimpan dan menjaga likuiditas.
2. Memberikan Pinjaman. Sekunder, saldo kerja di tujukan untuk
memberikan pinjaman dalam batas-batas pertauran yang ditetapkan oleh UU
perbankan.
3. Menyediakan Biaya Operasional. Tercier, saldo kerja ditujukan untuk
biaya opersional agar kewajiban bnk dapat dipenuhi tanpa hambatan.
Jenis-jenis aktiva kas yang dimiliki oleh sebuah bisnis bank komersial meliputi:
1. Saldo pada bank sentral. Saldo pada bank sentral itu untuk: (a)
memenuhi peraturan, (b) menjaga likuiditas bank yang bersangkutan; (c)
jaminan kliring.
2. Saldo pada bank lain. Utang-piutang antar bank dapat diselesaikan
dengannkliring. Oleh sebab itu, saldo rekening Koran (R/K) pada bank
lain merupakan aktiva kas.
3. Kas dalam prosese penagihan. Kas dalam perjalanan yang akan tiba
dianggap sebagai salah satu harta yng paling cair. Karena itu
dikelompokkan sebagai “aktiv kas”.
4. Kas dalam “ruang besi”. Adalah saldo kas yang ada dalm kamar besi
suatu bank. Kas dalam ruang besi meliputi semua saldo kas yang tersimpan
dalam kamar besi. Gunannya untuk memelihara likuiditas, bukan
rentabilitas
2. Investasi Sekuritas
Merupakan harta bank meliputi surat-surat berharga. Sekuritas ini
merupakan alat investasi bagi abnk yang bersangkutan. Jenis-jenis yang
menjadi aktiva bisnis perbankan berupa surat-surat berharga yang
dimiliki oleh bank meliputi:
1. Investasi dalam sekuritas pemerintah.termasuk saham dan obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah. Sekuritas pemerintah dapat diperoleh Dario
bursa efek.
2. Investasi dalam sekuritas bank lain. Termasuk saham dan obligasi
Perseroan tersebut. Sekuritas ini dapat diperoleh dari buraa efek.
Secara taktis, tujuan investasi sekuritas yang dilakukan oleh bisnis perbankan secara berturut-turut seperti berikut:
1. Mempertahankan likuiditas. Primer, investasi sekuritas ditujukan
unutk mempertahankan likuiditas, umunya apabila dana dalam aktiva ks
tidak mencukupi untuk menutup kewajiban bank.
2. Meraih pendapatan. Sekunder, investasi sekuritas ditujukan unutk memperoleh pendapatan.
3. Pinjaman
Merupakan sejumlah uang yang diberikan kepad nasabah-debitur yang akan
mengembalikannya pada waktu tertentu di kemudian hari. Biasanya, sebagai
tambahan atas perjanjian pun akan memberikan pembayaran atas penggunaan
harta, yang dinamakan”bunga”. Adapun dokumentasio pemberian janji ini
disebut”surat promes” bilamana harta itu berupa uang tunai.
Pinjaman yang diberkan bank kepada nasabahnya mungkin dalam bentuk:
1. Pinjaman jangka-pendek diberkan kepada nasabah-debitur tidak lebih
dari astu tahun. Bank yang memberikan pinjaman ini ialah bank yang
memasuki “pasar uang”. Pasar uang adalah pasar untuk instrument utang
jangka-pendek, termasuk sertifikat deposito yang dapat dinegoisasikan,
aksep bank, surat utang jangka-pendek.
2. Pinjaman jangka-panjang. Diberikan untuk waktu lebih dari satu tahun.
Bisnis bank yang memberikan pinjaman jangka-panjang adalah bisnis bank
yang ikut mengadakan transaksi dalam”pasar modal”.pasar modal adalah
pasar yang menjadi tempat modal diperdagangkan, mencakup pula penempatan
pribadi sumber-sumber utang dn ekuitas dan juga pasar dan bursa
terorganisasi.
Kredit yang diciptakan oleh perbankan bisnis dalam bentuk, yaitu:
a. Kredit Komersial. Biasanya kredit komersial, diantaranya dibuktikan
dengan surat promes, cek, wesel dan aksep. Kredit ini digunakan unuk
melaksanakan operasi kehidupan bisnis sehari-hari.
b. Kredit Financial. Kredit ini diberikan dengan anggapan bahwa dana
yang disumbangkan oleh bisnis perbankan kepada nasabah-debitur akan
digunakan untuk pemanfaatan yang relative permanent.
4. Aktiva Tetap
Berupa aktiva yang diperoleh dengan tujuan untuk penggunaan
jangka-panjang, bukan untuk dijual kembali dalam sekali putaran produksi
jasa. Artinya, aktiva tetap meruapakan aktiva ynag dipergunakan bisnis
perbankan bukan untuk dikonsumsi menjadi uang tunai selam suatu periode
tertentu.
Aktiva tetap yang dimiliki oleh bisnis perbankan dapat dibedakan ke dalam:
1. aktiva permanent. Merupakan aktiva bisnis perbankan yang antara lain
meliputi tanah yang merupakan aktiva yang selalu ada, artinya tidak
rusak secara fisik karena digunakan untuk temapt gedung berdiri.
2. aktiva yang secara fisik nilainya turun. Merupakan aktiva bisnis
perbankan yang nilainya turun secara fisik, keran aitu perlu
didepresiasikan pada suatu periode waktu yang direncanakan
Kamis, 17 Mei 2012
Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank
PENDAHULUAN
Manajemen Sumber Dana penting bagi bank untuk memeperoleh dana. Secara garis besar sumber dana bank dapat di peroleh dari: Dari bank itu sendiri, Dari masyarakat luas, dan dari lembaga lainnya Jenis Sumber Dana. Dana tersebut akan diolah untuk memperoleh keuntungan bagi bank tersebut agar bank dapat membiayai operasioanalnya.
LANDASAN TEORI
Menurut undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana telah diubah dan disempurakan dengan undang-undang No. 10 Tahun 1998, bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
PEMBAHASAN
Manajemen Sumber Dana
Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung.oleh karena itu pemiliha sumber dana harus dilakukan secara tepat.
Secara garis besar sumber dana bank dapat di peroleh dari:
1. Dari bank itu sendiri
2. Dari masyarakat luas
3. Dan dari lembaga lainnya
Jenis Sumber Dana
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
1. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada umumnya modal setoran pertama dari pemilik bank sebagian digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan promosi untuk menarik minat masyarakat.
2. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian untuk cadangan tersebut ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan labanya.
3. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.
Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain baik di dalam maupun di luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat.
2. Dana yang bersumber dari masyarakat luas
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh dari bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.
Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening). Masing-masing jenis simpanan memiliki keunggulan tersendiri, sehingga bank harus pandai dalam menyiasati pemilihan sumber dana. Sumber dana yang dimaksud adalah:
1. Simpanan giro
2. Simpanan tabungan
3. Simpanan deposito.
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain
Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu.
Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:
1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepda bnk-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu.
2. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini di berikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri.
4. Surat berharga pasar uang (SBPU).
MANAJEMEN PENGGUNAAN DANA
Dana yang diperoleh sebuah bisnis perbankan perlu dialokasikan dengan tepat. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan alokasi aktiva. Alokasi aktiva merupakan pendistribusian dana investasi yang didasarkan pada fungsi dan kegunaan diantara berbagai kategori aktiva, termasuk ekuivalen kas, saham, investasi pendapatan tetap, dan aktiva berwujud lainnya. Alokasi aktiva akan berdampak baik pada resiko maupun laba. Alokasi aktiva merupakan konsep sentral dalam perencanaan keuangan bagi manajemen investasi bisnis perbankan, kebijakan alokasi aktiva perlu mengindahkan tingkat likuiditas, tetapi tidak mengabaikan tingkat rentabilitas. Untuk itu dana yang diperoleh dialokasikan ke dalam cadangan primer, cadangan sekunder, kredit, dan investasi dalam perbandingan yang tepat sesuai dengan perubahan-perubahan.
Jenis-Jenis Cadangan Bank:
A. Cadangan Primer (Primary Reserve)
Primary reserve diperlukan untuk memenuhi permintaan efektif dari para nasabah yang muncul secara tiba-tiba. Bahasa teknis perbankan dalam mewujudkan primary reserve ini adalah alat-alat yang dikuasai dan tercermin pada pos-pos aktiva, berupa : saldo kas dan saldo rekening pada Bank Indonesia. Cadangan primer merupakan garis pertahanan pertama sebuah bank jika para deposan menarik dana mereka.
B. Cadangan Sekunder
Cadangan sekunder digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya kurang dari satu tahun yang sekaligus dimanfaatkan untuk mencari laba. Cadangan sekunder merupakan pinjaman dan sekuritas yang dapat dikonversikan ke dalam uang tunai tanpa kerugian yang serius. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, dan Surat Dagang adalah beberapa instrumen yang termasuk dalam cadangan sekunder. Cadangan sekunder tidak semata-mata sebagai penyangga cadangan utama, tetapi juga sebagai dana yang lincah bergerak dan ditanam dalam bentuk investasi jangka pendek dengan sifat-sifat yang tetap curre
4. Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.
5. Investasi Jangka Panjang
Pengertian
Di bidang perekonomian, kata investasi sudah lazim di pergunakan dansering diartikan sebagai penanaman uang dengan tujuan mencari untung. Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, kata investasi diartikan lebih jelas, yaitu penanaman uang atau modal di suatu proyek atau perusahaan dengan tujuan untuk mencari untung di masa yang akan datang (Salim, 1991).
Di Indonesia, topik investasi sudah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 13) Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
KESIMPULAN
Bank mencari umber dana yang dapat di peroleh dari: Dari bank itu sendiri, Dari masyarakat luas, dan dari lembaga lainnya Jenis Sumber Dana.
DAFTAR PUSTAKA
- http://hrmy.blogspot.com/2012/03/manajemen-aktia-dan-pasiva-bank.html
- http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/129136-T%2024491%20Hampiran%20asset-liability–Literatur.pdf
Laporan Keuangan BANK
Komponen
Laporan Keuangan Bank: Neraca,Laporan Laba Rugi,Perubahan Modal,
Laporan Aktiva Produktif, Laporan Komitmen & Kontingensi,
Rasio Keuangan.
Tujuan
dan susunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi
yang berguna dalammembuat keputusan bagi pihak – pihak yang
berkepentingan. Laporan keuanganyang disusun dan disajikan sebagai data
tahunan kepada semua pihak yangberkepentingan pada hakekatnya mempunyai
keterbatasan dalam memberikangambaran tentang keadaan keuangan dan
potensi laba. Untuk mengatasinya diperlukan suatu laporan untuk beberapa
periode, yaitu dengan menyusun laporan keuangan yang diperbandingkan.
Laporan keuangan mempunyai arti penting sebagai berikut:
•Kepentingan masyarakat.
•Kepentingan pemegang saham.
•Kepentingan perpajakan
•Kepentingan pemerintah
•Karyawan
•Manajemen bank.
•Kepentingan pemegang saham.
•Kepentingan perpajakan
•Kepentingan pemerintah
•Karyawan
•Manajemen bank.
Berikut ini merupakan komponen laporan keuangan pada bank:
Neraca
Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris:balance sheet atau statement of financial position)
adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas
tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur,
yaitu aset,liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan
akuntansi berikut:
- aset = liabilitas + ekuitas
Informasi
yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan
entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut
dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).
Sisi
aktiva dalam neraca bank menggambarkan pola pengalokasian danabank yang
mencerminkan posisi kekayaan yang merupakan hasil penggunaandana bank
dalam berbagai bentuk. Penggunaan dana bank dilakukan berdasarkanprinsip
prioritas. Disamping itu kegiatan pengalokasian dana tersebut
hamsmemperhatikan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Sentral sebagaiotoritas moneter yang mengatur dan mengawasi bank.
Sisi
pasiva dalam neraca bank menggambarkan kewajiban bank yang berupaklaim
pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan
dalambentuk rekening giro, tabungan, deposito berjangka dan instrument –
instrumentutang atau kewajiban bank lainnya. Selain itu modal bank
menggambarkan nilaibuku pemilik saham bank. Sisi pasiva mencerminkan
kegiatan penghimpunandana yang berasal dari berbagai sumber. Dana bank
yang pada dasarnya berasal
dari masyarakat atau pihak ketiga dan modal bank itu sendiri (ekuitas).
Laporan Laba/Rugi Bank
Laporan
laba/rugi bank (Profit and Loss Statement) atau lebih dikenal
jugadengan Income Statement dari suatu Bank umum adalah suatu laporan
keuanganbank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan
nonoperasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode
tertentu.
Berikut ini adalah pos-pos yang ada pada laporan laba/rugi :
Laboran Laba – Rugi Menurut Ketentuan Bank Indonesia
- Pendapatan
- Pendapatan Operasional
a.Hasil Bunga
b. Provisi dan komisi
- Pendapatan Non operasional
Jumlah
- Biaya
1. Biaya Operasional
a. Biaya bunga
b. Biaya lanilla
2. Biaya Non Operasional
Jumlah
- Laba/Rugi sebelum Pajak
- Sisa / laba / rugi tahun lalu
Contoh laporan rugi laba bank
A. Pengertian Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan yang tejadi pada modal suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu.
Unsur-unsur laporan perubahan modal:
1. Modal awal
2. Laba (rugi) bersih
3. Setoran (penarikan) pemilik
4. Modal akhir
B. Bentuk Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal biasanya disusun dalam bentuk staffel.
C. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Perubahan Modal
1. Judul Laporan
* Menuliskan nama perusahaan, nama laporan, dan periode laporan di tengah atas halaman
2. Isi Laporan
* Menuliskan besar modal awal
* Menambahkan dengan saldo laba dan tambahan investasi jika ada
* Mengurangi dengan saldo rugi dan pengambilan prive jika ada
* Menghitung dan menuliskan besar modal akhir
Laporan Perubahan Modal adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan yang tejadi pada modal suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi tertentu.
Unsur-unsur laporan perubahan modal:
1. Modal awal
2. Laba (rugi) bersih
3. Setoran (penarikan) pemilik
4. Modal akhir
B. Bentuk Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal biasanya disusun dalam bentuk staffel.
C. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Perubahan Modal
1. Judul Laporan
* Menuliskan nama perusahaan, nama laporan, dan periode laporan di tengah atas halaman
2. Isi Laporan
* Menuliskan besar modal awal
* Menambahkan dengan saldo laba dan tambahan investasi jika ada
* Mengurangi dengan saldo rugi dan pengambilan prive jika ada
* Menghitung dan menuliskan besar modal akhir
A.Pembuatan Laporan Perubahan Modal
setelah
pencatatan jurnal penutup maka perusahaan membuatlaporan perubahan
modal. Laporan ini menyajikan informasi keuangantentang perubahan modal
selama satu periode. Perubahan modal terjadikarena penambahan setoran
dari pemilik selama periode berjalan,pengambilan aktiva oleh pemilik
yang dicatat di akun Pribadi, dan laba/rugibersih yang diperoleh selama
satu periode; laba menambah modal,sedangkan rugi mengurangi modal.
B.Langkah-langkah Pembuatan Laporan Perubahan Modal
berikut ini langkah-langkah pelaporan perubahan modal:
1. Tulislah nama perusahaan, phrasa “Laporan Perubahan Modal” danperiode laporan.
2. Tulislah saldo awal periode akun Modal (nilai rupiah diperoleh darisaldo awal periode akun Modal).
3. Tambahkan
perubahan yang merupakan penambahan-penambahanmodal beserta nilai
rupiahnya selama periode berjalan (nilai rupiahdiperoleh dari sisi
kredit akun Modal yang terjadi selama periodeberjalan).
4. Kurangkan perubahan yang merupakan pengurangan modal daripengambilan pribadi (nilai rupiah diperoleh dari akun Pribadi).
5. Tambahkan (kurangkan) modal dari laba (rugi) selama satu periode yangdihasilkan perusahaan.
6. Tulislah keterangan “Saldo Akhir” dari hasil penghitungan no. 1 s/d 5
C contoh Laporan Perubahan Modal:
C contoh Laporan Perubahan Modal:
Laporan Kualitas Aktiva Produktif
Pengertian Aktiva Produktif
Untuk
lebih memahami konsep aktiva produkrif, maka pada bagaian ini terlebih
dahulu akan dikupas mengenai aktiva dan prinsip-prinsipnya. Hal ini
untuk memudahkan dalam memahami aktiva produktif dalam pembahasan
selanjutnya. Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk
uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali
jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah
pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang
bermanfaat yang dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau
sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi
yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu
pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu
(Marianus Sinaga, 1997)
Aktiva Produktif Pada Bank Syariah
Pembiayaan
yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan
atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.
Piutang
yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa
berdasarkan akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.
Qardh
yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak
peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus
atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
Surat
berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip
syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal
antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan
surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.
Penempatan
yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau
bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam
bentuk giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau
tabungan muharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi
mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya
berdasarkan prinsip syariah.
Penyertaan
modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman
dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham
(equity options) atau jensi transakasi tertentu berdasarkan prinsisp
syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham
pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
Penyertaan
modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan
nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to
equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds)
dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang
berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan
nasabah.
.Kualitas
semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi standar
pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja yang baik dan
pengembangan usaha yang senantiahsa sesuai dengan prinsip kehati-hatian
dan prinsip syariah maka kualitas aktiva produktif perlu dijaga. Salah
satu cara menjaga kualitas aktiva produktif adalah dengan menerapkan
kebijakan alokasi dana baik menurut sector ekonomi, sektro industri
maupun wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk pembiayaan sector
industri manufaktur, sekian persen untuk perdagangan dan sekian untuk
penyertaan.
Demikian
juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya dengan
memperhatikan penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga
aktiva produktif perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi
pendapatan bagi bank tersebut
Aktiva
diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa
mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang
timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara
sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang
dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang
tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat
mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa
mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus
Sinaga, 1997)
. Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.
.
Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan
pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran
sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
.
Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan
prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar
modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah
dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.
.
Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya
dan atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara
lain dalam bentuk giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan
atau tabungan muharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat
investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
. Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.
.
Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham
pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk
peneneman dalam bentuk surat utang konversi(convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi
transakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank
syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak
dibidang keuangan syariah.
. Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen), irrevocable letter of credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.
.
Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam
perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang
(debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah..
.
Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka
pendek dengan prinsip wadiah.
Laporan Komitmen & Kontigensi
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bidang yang sangat luas.Untuk lebih memahami implikasi riset akuntansi keperilakuan (behavioral accounting research/BAR) terhadap pengembangan akuntansi manajemen (managerial accounting),
kajian akan dimulai dari perkembangan akuntansi keperilakuan, akuntansi
manajemen, riset akuntansi keperilakuan dalam akuntansi manajemen,
seperti budgeting, balanced scorecard (BSC), just in time (JIT), total quality management, dan activity based costing system (ABC system).
Akuntansi Keperilakuan dan Perkembangannya
Ikhsan
(2005) menyatakan bahwa tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami,
menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia sampai pada generalisasi
yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh empiris
yang dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang terbuka, baik
untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuwan
lainnya yang tertarik. Selanjutnya Ikhsan (2005) menjelaskan bahwa
akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun
berdasarkan teknik yang bertujuan (1) untuk memahami dan mengukur dampak
proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan, (2) untuk
mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis, dan (3) untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku
guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan. Awal
perkembangan riset keperilakuan ini telah dikaji dalam studi yang
dilakukan Lord (1989). Lord mengkaji perkembangan riset akuntansi
keperilakuan (behavioral accounting research) dari tahun 1952
sampai dengan tahun 1981. Lord (1989) mengelompokkan perkembangan hasil
penelitian yang berkaitan dengan bidang riset akuntansi keperilakuan
menjadi enam fokus penelitian, antara lain akuntansi dalan konteks
organisasi (accounting in an organizational context), penganggaran (budgeting), pemikiran psikologi (early psychology thoughts), pemrosesan informasi manusia (human information proccesing), kontingensi teori (contingency teory), dan konferensi dan peristiwa (conferences and events).
Studi
Burgstahler dan Sundem (1989) hampir sama dengan studi Lord (1989),
yaitu mengkaji perkembangan riset keperilakuan tahun 1968-1987.
Baik artikel yang ditulis oleh Lord (1989) maupun Burgstahler dan Sundem (1989) merupakan invited paper dalam rangka penerbitan pertama jurnal Behavioral Research in Accounting.
Hal itu berawal dari cikal bakal penelitian Argyris (1952) yang pertama
kali fokus pada anggaran hingga akhirnya sekarang berkembang pada
bidang lain, seperti auditing, pajak, dan akuntansi keuangan.
Peneliti-peneliti di Indonesia juga tertarik dengan riset akuntansi
keperilakuan. Bidang riset keperilakuan juga menjadi pusat perhatian
dalam ajang seminar nasional akuntansi (SNA) di Indonesia yang
diselenggarakan setiap tahun oleh IAIKAPd yaitu Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) bekerja sama dengan Kompartemen Akuntan Pendidik (KAPd).
Topik bahasan hasil-hasil studi dalam seminar ini dibagi menjadi lima,
yaitu akuntansi keuangan dan pasar modal; akuntansi manajemen dan
keperilakuan; akuntansi sektor publik dan perpajakan; sistem informasi, auditing,
dan etika; dan pendidikan akuntansi dan akuntansi syariah. Hasil
penelitian di bidang akuntansi manajemen dijadikan satu pembahasan
dengan akuntansi keperilakuan karena kedua bidang ini sama-sama membahas
tentang manusia.
Rasio Keuangan
Analisis
rasio keuangan bank merupakan suatu alat atau cara yang palingumum
digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis
rasiomenggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah
lainnya.Karena penginterprestasikan terhadap rasio – rasio ini cukup
kompleks, makakeefektifan rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisis
sangat tergantung dankemampuan dan keahlian analisis dalam
menginterprestasikannya. Berikutbeberapa analisis rasio keuangan yang
digunakan dalam suatu bank, yaitu sebagaiberikut:
•Cash Ratio adalah : Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang
dihimpun
bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untukmengukur
kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabahpada saat ditari
dengan menggunkaan alat likuid yang dimilikinya. Menurutketentuan Bank
Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah denganrekening
giro bank yang disimpan pada Bank Indonesia. Semakin tinggi rasiomi
semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan,
namundalam praktik akan mempengaruhi produktifitasnya.
•Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah : Rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan
bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkansalah
satu penilaian likuiditas bank. Semakin tinggi rasio tersebut
memberikanindikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan.Hal mi disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayaikredit menjadi semakin besar.
•Return on Assets (ROA ) adaiah Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secarakeseluruhan. Semakin
besar ROA bank, semakin besar pula tingkatkeuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi banktersebut dan segi penggunaan
asset.
•Return on Equity ( ROE) adalah : Perbandingan antara laba bersih bank
dengan
ROE modal sendiri. Rasio mi banyak diamati oleh para pemegangsaham bank
serta para investor di pasar modal yang ingin membeli sahambank yang
bersangkutan. Kenaikan dalam rasio mi berarti terjadi kenaikanlaba
bersih dan bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut
akanmenyebabkan kenaikan harga saham bank.
•Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa
jauh
seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan,,
suratberharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dan dana modal
sendiri bank,disamping memperoleh dana – dana dan sumber – sumber di
luar bank, sepertidana masyarakat, pinjaman, dan lain – lain. Rasio ini
merupakan indicatorterhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagaiakibat dan kerugian – kerugian bank yang disebabkan
oleh aktiva yang berisiko.
•Debt to Equity Ratio ( DER) adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan
bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang – utangnya,baik jangka
panjang maupun jangka pendek. Dengan dana yang berasal darimodal bank
sendiri.
Sumber:
Manajemen Aktiva & penempatan/Alokasi Bank
Menurut
buku “STRATEGI MANAGEMENT BISNIS PERBANKAN” pengarang komarrudin
sastradipura penerbit kappa-sigma bandung tahun 2004 menerangkan materi
manajemen bank berupa:
1. Arti dan Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Manajemen Aktiva Bank
Strategi
dan aktivitas manajemen operasional sebuah bank terlihat dalam neraca
dn perubahan neraca. Sisi passiva menunjukkan strategi dan kegiatan
manajemen yang berkaitan dengan sumber pengumpulan dana, sementara sisi
aktiva menunjukkan strategi dan kegiatan manajemen yang berkaitan dengan
tempat pengumpulan dana. Sisi pengumpulan dana(pasiva) biasanya
meliputi pengumpulan dana yang diperoleh daro modal dasar, deposito,
giro dan tabungan. Tujuan manajemen perbankan adalah memberikan kredit
jangka -pendek atau jangka- panjang. Untuk tujuan itu, pasivanya
merupakan sebuah alat. Sisi penggunaan dana(aktiva) meliputi kas,
rekening pada bank sentral, pinjaman jangka- pendek dan jngka- panjang,
dan aktiv tetap.
Manajemen
aktiva bank ialah manajemen yang berhubungan dengan alokasi dana ke
dalam kemungkinan investasi. Alokasi dana ke dalm investasi perlu
direncanakan, diorganisasi, diarahkan, dan diawasi agar tujuannya dapat
tecapai.
Pengelompokkan aktina dilihati dari sifatnya terbadi menjadi dua, yaitu:
1. Aktiva Tidak Produktif
Meliputi
(1) alat-alat likuid dan giro bnk pada bank-bank laindan(2) aktiv tetap
dan inventaris. Disebut “aktiva tidak produktif” karena aktiva ini
tidak menghasilkan laba atau rugi.
2. Aktiva Poduktif
Meliputi (1) kredit jangka pendek dn kredit jangka panjang; (2) deposito pada bank lain; (3) uang kol(call money); (4) surat-surat berharga; (5) penempatan dana pada bank lain di dalam dan diluar negari; dan (6) penyertaan modal
jenis-Jenis Aktiva Bank
Aktiva
dalam arti umum merupakan pos uang dipunyai oelh perseorangan yng
memiliki nila moneter. Aktiva dalam arti umum tersbut adalah:
1. Barang-barang yang cukup untuk memenuhi uatnga dan warisan seorang pewaris.
2. Semua milik seseorang atau suatu perusahaan yang dipergunakan untuk menanggung utang yang ada.
3. Semua pos dalam neraca suatu perusahaan yang menunjukkan seluruh harta milik seseorang, organisasi.
Aktiva bisnis perbankan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Bahwa aktiv itu mempunyai peluang untuk meraih manfaat ekonomi di wktu yang akan dating.
2. Bahwa perubahan aktiva itu menjadi indicator utnuk manajemen pengawasan
3. Bahwa aktiva tersebut merupakan produk dri transaksi – tramsaksi sebelumnya.
- Aktiva Kas
Merupakan
salah satu perkiraan aktiva dalm nerac yng diwakili oleh uang kertas
dan logam, perintah bayar dan cek yang dapat dinegoisasikan, dam saldo
bank. Aktiva kas meliputi semua uang yang beredar ditambah dengan
alat-alat berupa bukti tertulis mengenai utang yang secara bebas dapat
dipindahtangankan dengan penyerahan.aktiva inim merupakan harta paling
cair, tidak memberikan hasil, dan semata-matauntuk tujuan operasional
agar bisnis perbankan itu berjalan dengan mulus.
Bank
yng diwajibkan oleh peraturan untuk memiliki sejumlah saldo, yang
disebut”saldo kerja” dalam bentuk uang dengan rasio tertentu terhadap
titiopan yang ada pada bank tersbut. Secara berurutan, tujuan saldo kerja adalah :
- Menjaga Likuiditas. Primer, saldo kerja ditujukan untuk menjaga penarikan dan oleh para penyimpan dan menjaga likuiditas.
- Memberikan Pinjaman. Sekunder, saldo kerja di tujukan untuk memberikan pinjaman dalam batas-batas pertauran yang ditetapkan oleh UU perbankan.
- Menyediakan Biaya Operasional. Tercier, saldo kerja ditujukan untuk biaya opersional agar kewajiban bnk dapat dipenuhi tanpa hambatan.
Jenis-jenis aktiva kas yang dimiliki oleh sebuah bisnis bank komersial meliputi:
- Saldo pada bank sentral. Saldo pada bank sentral itu untuk: (a) memenuhi peraturan, (b) menjaga likuiditas bank yang bersangkutan; (c) jaminan kliring.
- Saldo pada bank lain. Utang-piutang antar bank dapat diselesaikan dengannkliring. Oleh sebab itu, saldo rekening Koran (R/K) pada bank lain merupakan aktiva kas.
- Kas dalam prosese penagihan. Kas dalam perjalanan yang akan tiba dianggap sebagai salah satu harta yng paling cair. Karena itu dikelompokkan sebagai “aktiv kas”.
- Kas dalam “ruang besi”. Adalah saldo kas yang ada dalm kamar besi suatu bank. Kas dalam ruang besi meliputi semua saldo kas yang tersimpan dalam kamar besi. Gunannya untuk memelihara likuiditas, bukan rentabilitas
- Investasi Sekuritas
Merupakan
harta bank meliputi surat-surat berharga. Sekuritas ini merupakan alat
investasi bagi abnk yang bersangkutan. Jenis-jenis yang menjadi aktiva
bisnis perbankan berupa surat-surat berharga yang dimiliki oleh bank
meliputi:
- Investasi dalam sekuritas pemerintah.termasuk saham dan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Sekuritas pemerintah dapat diperoleh Dario bursa efek.
- Investasi dalam sekuritas bank lain. Termasuk saham dan obligasi Perseroan tersebut. Sekuritas ini dapat diperoleh dari buraa efek.
Secara taktis, tujuan investasi sekuritas yang dilakukan oleh bisnis perbankan secara berturut-turut seperti berikut:
1. Mempertahankan
likuiditas. Primer, investasi sekuritas ditujukan unutk mempertahankan
likuiditas, umunya apabila dana dalam aktiva ks tidak mencukupi untuk
menutup kewajiban bank.
2. Meraih pendapatan. Sekunder, investasi sekuritas ditujukan unutk memperoleh pendapatan.
- Pinjaman
Merupakan
sejumlah uang yang diberikan kepad nasabah-debitur yang akan
mengembalikannya pada waktu tertentu di kemudian hari. Biasanya, sebagai
tambahan atas perjanjian pun akan memberikan pembayaran atas penggunaan
harta, yang dinamakan”bunga”. Adapun dokumentasio pemberian janji ini
disebut”surat promes” bilamana harta itu berupa uang tunai.
Pinjaman yang diberkan bank kepada nasabahnya mungkin dalam bentuk:
- Pinjaman jangka-pendek diberkan kepada nasabah-debitur tidak lebih dari astu tahun. Bank yang memberikan pinjaman ini ialah bank yang memasuki “pasar uang”. Pasar uang adalah pasar untuk instrument utang jangka-pendek, termasuk sertifikat deposito yang dapat dinegoisasikan, aksep bank, surat utang jangka-pendek.
- Pinjaman jangka-panjang. Diberikan untuk waktu lebih dari satu tahun. Bisnis bank yang memberikan pinjaman jangka-panjang adalah bisnis bank yang ikut mengadakan transaksi dalam”pasar modal”.pasar modal adalah pasar yang menjadi tempat modal diperdagangkan, mencakup pula penempatan pribadi sumber-sumber utang dn ekuitas dan juga pasar dan bursa terorganisasi.
Kredit yang diciptakan oleh perbankan bisnis dalam bentuk, yaitu:
- Kredit Komersial. Biasanya kredit komersial, diantaranya dibuktikan dengan surat promes, cek, wesel dan aksep. Kredit ini digunakan unuk melaksanakan operasi kehidupan bisnis sehari-hari.
- Kredit Financial. Kredit ini diberikan dengan anggapan bahwa dana yang disumbangkan oleh bisnis perbankan kepada nasabah-debitur akan digunakan untuk pemanfaatan yang relative permanent.
- Aktiva Tetap
Berupa
aktiva yang diperoleh dengan tujuan untuk penggunaan jangka-panjang,
bukan untuk dijual kembali dalam sekali putaran produksi jasa. Artinya,
aktiva tetap meruapakan aktiva ynag dipergunakan bisnis perbankan bukan
untuk dikonsumsi menjadi uang tunai selam suatu periode tertentu.
Aktiva tetap yang dimiliki oleh bisnis perbankan dapat dibedakan ke dalam:
- aktiva permanent. Merupakan aktiva bisnis perbankan yang antara lain meliputi tanah yang merupakan aktiva yang selalu ada, artinya tidak rusak secara fisik karena digunakan untuk temapt gedung berdiri.
- aktiva yang secara fisik nilainya turun. Merupakan aktiva bisnis perbankan yang nilainya turun secara fisik, keran aitu perlu didepresiasikan pada suatu periode waktu yang direncanakan
A. Pendekatan Lokasi Dana
Cara
penempatan (alokasi) dana oleh suatu bank umum dengan mempertimbangkan
sumber dan yang diperolehnya terdir atas dua pendekatan yang digunakan,
yaitu :
a. Pool
of funds approach adalah penempatan (alokasi) dana bank dengan tidak
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat,
jangka waktu, dan tingkat harga perolehannya.
b. Asset Allocation Approach adalah penempatan dana ke berbgai aktiva dengan mencocokan masing-masing sumber dana tersebut
B. Jenis-Jenis Alokasi Dana Bank
1. Primary Reserve (Cadangan Primer) adalah
dana dalam kas dan saldo rekening Koran Bank pada Bank Indonesia dan
Bank-Bank lainnya, serta warkat-warkat dalam proses penagihan, komponen
ini sering disebut sebagai alat-alat likuid.
Tujuan dari Primary Reserve :
Untuk
memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu likuiditas
wajib minimum (giro wajib minimum), keperluan operasi bank, semua
penarikan simpanan, dan permintaan pencairan kredit dan nasabah,
penyelesaian kliring antar bank dan kewajiban-kewajiban bank lainnya
yang harus segera di bayar.
2. Secondary Reserve (Cadangan Sekunder) adalah
penempatan dana-dana ke dalam non cash liquid asset (asset likuid yang
bukan kas) yang dapat memberikan pendapatan kepada bank dan mudah
diperjualbelikan seperti, Surat berharga tersebut antara lain :
- Surat berharga pasar uang (SBPU)
- Sertifikat Bank Indonesia
- Surat berharga jangka pendek lainnya
- Surat Utang Negara
Tujuan Cadangan Sekunder :
a. Memenuhi kebutuhan likuiditas yang bersifat jangka pendek.
b. Memenuhi kebutuhan likuiditas yang segera harus dipenuhi dan kebuthan-kebutuhan lainnya yang sebelumnya tidak diperkirakan .
c. Sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak mencukupi.
d. Memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek yang tidak diperkirakan.
3. Loan Portofolio (kredit) adalah
penyaluran kredit, bank baru dapat menentukan besarnya volume kredit
yang akan diberikan setela bank mencucupi primary reserve serta kebutuha
secondary reserve
Portofolio Investment adalah
investasi berupa penannaman dalam bentuk surat-surat berharga jangka
panjang atau surat-surat berharga yang berlikuiditas tinggi, contoh
obligasi.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan penanaman dana dalam bentuk portofolio investment adalah :
- Tingkat bunga (untuk jenis obligasi)
- Capital gain yang mungkin bisa diraih (untuk jenis saham)
- Kualitas atau keamanan (terutama untuk jenis saham)
- Mudah diperjualbelikan
- Jangka waktu jatuh tempo
- Pajak yang harus dibayar
- Diversifikasi (kangan ditanam pada satu jenis portofolio)
- Ekspektasi (harapan akan keuntungan di masa mendatang)
4.
Fixed Assets adalah penanaman dalam bentuk aktiva tetap (fixed asset)
seperti pembelian tanah, pembangunan gedung kantor bank, perlatan
operasional bank.
C. Alokasi Dana Menurut Sifat Aktiva
Alokasi dana menurut sifat aktiva adalah
pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang
dapat memberikan hasil (income) maupun aktiva-aktiva yang tidak
memberikan hasil.
Aktiva Produktif (earning assets) adalah
semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan
maksud untuk memperoleh Penghasilan sesuai dengan fungsinya . Komponen Aktiva Produktif terdiri atas :
- Kredit yang diberikan
- Penempatan dana pada bank lain (deposito berjangka, call money)
- Surat-surat berharga (SBI, SBPU)
- Prnyertaan modal
Penanamana Dana Dalam Aktiva Tidak Produktif
Adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif ini terdiri atas:
- Alat-alat likuid (kas, giro pada BankIndonesia, Giro pada bank-bank lain, warkat dalam proses penagihan.
- Aktiva tetap dan inventaris (tanah, gedung, computer, ATM, facsimile)
3. Manajemen Penggunaan Dana Bank
4. Bagi
bank bagi manajemen dana bank adalah bagaimana memilih dan mengelola
sumber dana yang tersedia. Bagi bank pengelola sumber dana dari
masyarakat luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan
deposito sangatlah penting. Dalam penglolaan sumber dana di mulai dari
pencarian akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencarian sumber
dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana kini di kenal dengan nama
manajemen dana bank. Dengan kata lain pengertian manajemen dana bank
adalah suatu kegiatan perncanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap
penghimpuan dana yang yang ada di masyarakat.
5. Alokasi Dana Menurut Sifat Aktiva
Menurut Lukman Dendawijaya alokasi dana berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang dapat memberikan hasil (income) maupun aktiva yang tidak memberikan hasil.
Menurut Lukman Dendawijaya alokasi dana berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang dapat memberikan hasil (income) maupun aktiva yang tidak memberikan hasil.
6. Alokasi
Dana Bank Dana yang diperoleh sebuah bisnis perbankan perlu
dialokasikan dengan tepat. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan alokasi
aktiva. Alokasi aktiva merupakan pendistribusian dana investasi yang
didasarkan pada fungsi dan kegunaan diantara berbagai kategori aktiva,
termasuk ekuivalen kas, saham, investasi pendapatan tetap, dan aktiva
berwujud lainnya. Alokasi aktiva akan berdampak baik pada resiko maupun
laba. Alokasi aktiva merupakan konsep sentral dalam perencanaan keuangan
bagi manajemen investasi bisnis perbankan, kebijakan alokasi aktiva
perlu mengindahkan tingkat likuiditas, tetapi tidak mengabaikan tingkat
rentabilitas. Untuk itu dana yang diperoleh dialokasikan ke dalam
cadangan primer, cadangan sekunder, kredit, dan investasi dalam
perbandingan yang tepat sesuai dengan perubahan-perubahan.
7. Aktiva
Produktif (Earning Assets) yaitu semua aktiva yang dimiliki bank dengan
maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.
Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank
yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank,
termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya.
Komponen aktiva produktif terdiri dari :
a.
Kredit yang diberikan adalah semua realisasi kredit dalam rupiah dan valuta asing yang diberikan oleh bank termasuk kantornya di luar negeri, kepada pihak ketiga bukan bank, baik di dalam maupun di luar negeri.
Kredit yang diberikan adalah semua realisasi kredit dalam rupiah dan valuta asing yang diberikan oleh bank termasuk kantornya di luar negeri, kepada pihak ketiga bukan bank, baik di dalam maupun di luar negeri.
b. Penempatan
dana pada bank lain. Penempatan dana pada bank lain dapat berupa
deposito berjangka pada bank lain, call money, pinjaman uang biasa
berjangka menengah dan panjang, surat berharga dalam pasar uang.
c. Surat-surat berharga. Penempatan dana dalam surat berharga sebagai aktiva produktif meliputi :
1) Surat-surat berharga jangka pendek yang digunakan sebagai cadangan sekunder.
2) Surat-surat berharga jangka panjang yang dimaksudkan untuk mempertinggi profitabilitas bank.
Penanaman dana dalam surat berharga tersebut antara lain meliputi Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), wesel dan promes yang di-endors bank lain, Revolving Underwriting Facilities (RUF), aksep atau promes dalam rangka call money, kertas perbendaharaan atas beban negara, berbagai macam obligasi, dan saham yang terdaftar pada bursa efek.
d. Penyertaan
modal. Alokasi dana bank dalam bentuk penyertaan modal adalah penanaman
dana bank dalam bentuk saham secara langsung pada bank lain atau
lembaga keuangan lain yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri. Di
samping itu, dapat juga berbentuk penyertaan saham dalam suatu
perusahaan nasabah asalkan dalam rangka penyelamatan kredit (rescue
operation).
8. Aktiva
Tidak Produktif (Nonearning Assets) adalah yaitu penanaman dana bank ke
dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam
bentuk aktiva tidak produktif terdiri atas:
a. Alat-alat likuid.
Alat likuid atau cash asset adalah aktiva yang dapat dipergunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Aktiva ini merupakan aktiva yang paling likuid dari keseluruhan aktiva bank. Komponen alat likuid menurut ketentuan Bank Indonesia terdiri atas uang kas yang ada pada bank dan saldo rekening giro pada Bank Indonesia. Sejak deregulasi 1 juni 1983, saldo giro pada BI tidak diberikan jasa giro.
Alat likuid atau cash asset adalah aktiva yang dapat dipergunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Aktiva ini merupakan aktiva yang paling likuid dari keseluruhan aktiva bank. Komponen alat likuid menurut ketentuan Bank Indonesia terdiri atas uang kas yang ada pada bank dan saldo rekening giro pada Bank Indonesia. Sejak deregulasi 1 juni 1983, saldo giro pada BI tidak diberikan jasa giro.
b. Aktiva
tetap dan inventaris.Aktiva tetap yang dimiliki bank dapat berbentuk
tanah, gedung kantor (baik kantor pusat maupun cabang-cabang), peralatan
kantor seperti komputer, facsimile, ATM, peralatan promosi, dan
lain-lain.
9. Penggunaan dana bank
Cadangan Likuiditas
Cadangan Primer: Untuk memenuhi kewajiban likuiditas minimum
Cadangan Sekunder: Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas kurang dari 1 tahun
Penyaluran Kredit. Pemberian pinjaman kepada nasabah yang memenuhi ketentuan kebijakan perkreditan
Invesments. Penanaman dalam surat berharga jangka panjang guna memaksimalkan pendapatan bank
Cadangan Likuiditas
Cadangan Primer: Untuk memenuhi kewajiban likuiditas minimum
Cadangan Sekunder: Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas kurang dari 1 tahun
Penyaluran Kredit. Pemberian pinjaman kepada nasabah yang memenuhi ketentuan kebijakan perkreditan
Invesments. Penanaman dalam surat berharga jangka panjang guna memaksimalkan pendapatan bank
10. Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan investment adalah:
Tingkat bunga / capital gain
Kualitas (keamanan)
Mudah diperjual belikan
Jangka waktu jatuh tempo
Pajak
Diversifikasi
Tingkat bunga / capital gain
Kualitas (keamanan)
Mudah diperjual belikan
Jangka waktu jatuh tempo
Pajak
Diversifikasi
11. Penggunaan dana menurut sifat aktiva
Aktiva Produktif seperti: Kredit, Penempatan di bank lain, Surat berharga, PenyertaanAktiva Tidak Produktif: seperti Alat likuid, Aktiva
Aktiva Produktif seperti: Kredit, Penempatan di bank lain, Surat berharga, PenyertaanAktiva Tidak Produktif: seperti Alat likuid, Aktiva
12. Kualitas aktiva produktif ditentukan oleh:
Ketepatan pembayaran bungan dan pokok pinjaman.
Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan untuk surat berharga
Ketepatan pembayaran bungan dan pokok pinjaman.
Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan untuk surat berharga
13. Penggolongan kualitas kredit sesuai ketentuan Bank Indonesia:
Pass (Lancar)
Special Mention (Dalam Perhatian Khusus)
Substandard (Kurang Lancar)
Doubtful (Diragukan)
Loss (Macet)
Pass (Lancar)
Special Mention (Dalam Perhatian Khusus)
Substandard (Kurang Lancar)
Doubtful (Diragukan)
Loss (Macet)
14. Kualitas Surat Berharga:
Pass (Lancar)
Loss (Macet)
Pass (Lancar)
Loss (Macet)
15. Cadangan
Bank Untuk mempertahankan likuiditasnya manajemen bisnis perbankan
membentuk cadangan. Dilihat dari strategi untuk mempertahankan
likuiditas, cadangan dalam perbankan dapat dibedakan dalam cadangan
primer dan cadangan sekunder. Cash reserve adalah dana cadangan yang
berbentuk tunai dan digunakan untuk menjaga keselamatan bank, baik
jangka panjang maupun jangka pendek. Penguasaan cash reserve merupakan
bagian penting dari tugas manajemen likuiditas karena akan sangat
menentukan apakah bank tersebut dapat merebut kepercayaan masyarakat
atau tidak. Banyak kesuksesan bank terjadi karena keberhasilan mengelola
secara baik dana cadangan tunai ini.
16. Jenis-Jenis Cadangan Bank
Cadangan Primer (Primary Reserve). Primary reserve diperlukan untuk memenuhi permintaan efektif dari para nasabah yang muncul secara tiba-tiba. Bahasa teknis perbankan dalam mewujudkan primary reserve ini adalah alat-alat yang dikuasai dan tercermin pada pos-pos aktiva, berupa : saldo kas dan saldo rekening pada Bank Indonesia. Cadangan primer merupakan garis pertahanan pertama sebuah bank jika para deposan menarik dana mereka. Cadangan Sekunder. Digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya kurang dari satu tahun yang sekaligus dimanfaatkan untuk mencari laba. Cadangan sekunder merupakan pinjaman dan sekuritas yang dapat dikonversikan ke dalam uang tunai tanpa kerugian yang serius. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, dan Surat Dagang adalah beberapa instrumen yang termasuk dalam cadangan sekunder. Cadangan sekunder tidak semata-mata sebagai penyangga cadangan utama, tetapi juga sebagai dana yang lincah bergerak dan ditanam dalam bentuk investasi jangka pendek dengan sifat-sifat yang tetap current.
Cadangan Primer (Primary Reserve). Primary reserve diperlukan untuk memenuhi permintaan efektif dari para nasabah yang muncul secara tiba-tiba. Bahasa teknis perbankan dalam mewujudkan primary reserve ini adalah alat-alat yang dikuasai dan tercermin pada pos-pos aktiva, berupa : saldo kas dan saldo rekening pada Bank Indonesia. Cadangan primer merupakan garis pertahanan pertama sebuah bank jika para deposan menarik dana mereka. Cadangan Sekunder. Digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya kurang dari satu tahun yang sekaligus dimanfaatkan untuk mencari laba. Cadangan sekunder merupakan pinjaman dan sekuritas yang dapat dikonversikan ke dalam uang tunai tanpa kerugian yang serius. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, dan Surat Dagang adalah beberapa instrumen yang termasuk dalam cadangan sekunder. Cadangan sekunder tidak semata-mata sebagai penyangga cadangan utama, tetapi juga sebagai dana yang lincah bergerak dan ditanam dalam bentuk investasi jangka pendek dengan sifat-sifat yang tetap current.
17. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cadangan Bank
Setiap manajemen bisnis perbankan harus memelihara rasio aktiva-cadangan (reserve-assets ratio) atau rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu bagian dari aktiva keseluruhan suatu bank komersial yang perlu dipertahankan dalam bentuk aktiva lancar agar dapat memenuhi penarikan uang sehari-hari oleh para nasabah dan kewajiban-kewajiban keuangan lainnya. Setiap strategi manajemen keuangan perbankan, khususnya yang berkaitan dengan upaya bertahan dalam persaingan, perlu selalu mempertimbangkan dan memproyeksikan kebutuhan yang optimum akan cadangan primer dan cadangan sekunder. Dalam hal seperti inilah strategi manajemen likuiditas memerlukan perencanaan keuangan baik arus masuk maupun arus keluar yang mampu mengantisipasi setiap perubahan di waktu yang akan datang.
Setiap manajemen bisnis perbankan harus memelihara rasio aktiva-cadangan (reserve-assets ratio) atau rasio likuiditas (liquidity ratio), yaitu bagian dari aktiva keseluruhan suatu bank komersial yang perlu dipertahankan dalam bentuk aktiva lancar agar dapat memenuhi penarikan uang sehari-hari oleh para nasabah dan kewajiban-kewajiban keuangan lainnya. Setiap strategi manajemen keuangan perbankan, khususnya yang berkaitan dengan upaya bertahan dalam persaingan, perlu selalu mempertimbangkan dan memproyeksikan kebutuhan yang optimum akan cadangan primer dan cadangan sekunder. Dalam hal seperti inilah strategi manajemen likuiditas memerlukan perencanaan keuangan baik arus masuk maupun arus keluar yang mampu mengantisipasi setiap perubahan di waktu yang akan datang.
18. Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar. Rasio ini adalah rasio yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam praktek akan mempengaruhi profitabilitasnya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan rekening giro bank bersangkutan yang disimpan pada Bank Indonesia. Komponen-komponen alat likuid untuk semua jenis bank adalah sama, yaitu : Saldo Kas dan Saldo Rekening pada Bank Indonesia. Sedangkan komponen-komponen kewajiban segera dapat ditagih atau segera harus dibayar adalah : Giro, Deposito, Tabungan, dan Kewajiban jangka pendek lainnya.
Rasio ini menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar. Rasio ini adalah rasio yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam praktek akan mempengaruhi profitabilitasnya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan rekening giro bank bersangkutan yang disimpan pada Bank Indonesia. Komponen-komponen alat likuid untuk semua jenis bank adalah sama, yaitu : Saldo Kas dan Saldo Rekening pada Bank Indonesia. Sedangkan komponen-komponen kewajiban segera dapat ditagih atau segera harus dibayar adalah : Giro, Deposito, Tabungan, dan Kewajiban jangka pendek lainnya.
19. Penempatan Dana Bank
Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan bank dimana dana yang diperoleh didapat dari dana yang dihimpun dari masyarakat. Kredit yang diberikan dan suku bunga dapat ditentukan sendiri oleh nasabah. Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, Kredit adalah: “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam anata bank dengan pihak lain yangmewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu denganpemberian bunga”.
Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan bank dimana dana yang diperoleh didapat dari dana yang dihimpun dari masyarakat. Kredit yang diberikan dan suku bunga dapat ditentukan sendiri oleh nasabah. Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, Kredit adalah: “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam anata bank dengan pihak lain yangmewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu denganpemberian bunga”.
20. Sebelum
memberikan kredit biasanya bank menilai terlebih dahulu kepada orang
yang meminjam dana tersebut, agar dana yang diberikan bisa aman.
Penilaiannya tersebut dilihat dari: Latar belakang nasabah tersebut,
Prospek usahannya dan Jaminan yang diberikan
21. Unsur-unsur yang terdapat ketika memberikan kredit:
Kepercayaan: Dimana Bank dapat mempercayai nasabah dapat memebayar dana yang telah dipinjamkan oleh bank kepada nasabah Kesepakatan: merupakan perjanjian antara pihak debitur dengan pihak kreditur yang dituangkan dalam suatu surat perjanjian, biasanya surat perjanjian itu dibuat sebelum nasabah mendaptkan dana dan terdapat beberapa syarat yang harus diajukan kepada Bank. Jangka Waktu: Untuk menentukan jangka waktu kredit yang akan dilakukan oleh nasabah.
Resiko: Suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan resiko
tidak tertagih. Semakin lama jangka waktunya semakin besar resikonya. Untuk itu bank sebaiknya sebisa mungkin untuk dapat menghindari resiko-resiko yang dapat membuat bank menjadi tidak mendapatkan keuntungan. Balas jasa: Merupakan keuntungan atas pemberian kredit dan jasa tersebut yang kita kenal dengan bunga/ bagi hasil.
Kepercayaan: Dimana Bank dapat mempercayai nasabah dapat memebayar dana yang telah dipinjamkan oleh bank kepada nasabah Kesepakatan: merupakan perjanjian antara pihak debitur dengan pihak kreditur yang dituangkan dalam suatu surat perjanjian, biasanya surat perjanjian itu dibuat sebelum nasabah mendaptkan dana dan terdapat beberapa syarat yang harus diajukan kepada Bank. Jangka Waktu: Untuk menentukan jangka waktu kredit yang akan dilakukan oleh nasabah.
Resiko: Suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan resiko
tidak tertagih. Semakin lama jangka waktunya semakin besar resikonya. Untuk itu bank sebaiknya sebisa mungkin untuk dapat menghindari resiko-resiko yang dapat membuat bank menjadi tidak mendapatkan keuntungan. Balas jasa: Merupakan keuntungan atas pemberian kredit dan jasa tersebut yang kita kenal dengan bunga/ bagi hasil.
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)