Jumat, 23 Desember 2011

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DENGAN MODERASI LOCUS OF CONTROL PADA BANK SYARIAH MAND

1. Pendahuluan

Salah satu fungsi sistem akuntansi manajemen adalah sebagai sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi ketidakpastian guna mencapai tujuan. Informasi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan. Karakteristik informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajer untuk pembuatan keputusan adalah informasi yang lingkupnya luas, tepat waktu, agregat, dan terintegrasi.

Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan pengguna informasi. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontingensi yang menekankan bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bias diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Kapasitas sistem informasi dan kontrol seharusnya sesuai dengan kebutuhan atau permintaan sebagai akibat ketidakpastian lingkungan (environment uncertainty) yang dihadapi organisasi. Pendekatan kontingensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang menyebabkan sistem akuntansi manajemen menjadi lebih efektif. Faktor-faktor seperti lingkungan eksternal perusahaan, struktur organisasi perusahaan, teknologi, dan ukuran perusahaan telah diidentifikasi sebagai pengaruh moderasi dan sistem akuntansi manajemen.

Ketidakpastian lingkungan merupakan rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh faktor sosial dan fisik yang secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang manajer tersebut dituntut untuk mampu memprediksi hal-hal dimasa yang akan datang serta memperoleh informasi-informasi yang relevan demi pengambilan keputusan sebab ketidakmampuan seorang manajer dalam memprediksi faktor-faktor sosial maupun fisik yang tidak pasti akan berdampak pada kondisi kinerja perusahaan tersebut yang mana kemampuan bersaingnya dengan perusahaan lain akan kurang efektif yang diakibatkan oleh ketidakselarasan antara strategi yang dibuat dengan kondisi yang terjadi pada masa yang akan datang.

Penelitian yang ada menunjukkan bahwa strategi sistem informasi akuntansi tidak dapat efektif digunakan tanpa mempertimbangkan kecocokannya dengan pemakai. Jadi variabel locus of control harus dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebutuhan informasi seorang manajer.

Ketidakpastian dari lingkungan perbankan sendiri dapat mempengaruhi manajer di tiap bagian yang ada dalam perusahaan mendapatkan informasi yang akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengevaluasi kemampuan manajer serta cara pandangnya dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan yang ada guna mendapatkan informasi yang bermanfaat. Dari latar belakang dan fenomena masalah yang telah diuraikan di atas, maka hal ini menjadi alasan bagi peneliti untuk mengambil judul “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan moderasi Locus of Control pada Bank Syariah Mandiri Cab. Stabat, Langkat”.

2. Tinjauan Pustaka

2.1.Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, mengorganisasi sumber daya, mengarahkan karyawan serta mengendalikan operasi organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan kegiatan organisasi. Karena akuntansi manajemen berfokus pada manajer, maka dalam proses pembelajarannya harus didahului dengan pemahaman apa yang dikerjakan oleh manajemen, informasi apa saja yang dibutuhkan oleh manajer guna mendukung proses pengambilan keputusan serta lingkungan bisnisnya. Garrisson dan Noreen (2000) menyatakan akuntansi manajemen mempunyai orientasi pada masa depan sehingga kurang menekankan pada presesi dimana ketepatan waktu dalam mengambil keputusan selalu lebih penting dibandingkan dengan presesi manajer.

2.2.Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktifitas yang dapat dilakukan (Nazaruddin, 1998). Sedangkan Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen.

2.3. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan “Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen.” Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope, timelines, dan aggregate.

Berikut merupakan pendapat Gorry dan Morton (1971); Larker (1981); serta Gordon dan Narayanan (1984).

a. informasi yang bersifat Broadscope adalah informasi yang mengandung dimensi fokus, time horison dan kuantifikasi,

b. informasi yang bersifat timelines adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering dilaporkan secara sistematis,

c. informasi yang bersifat Aggregate adalah informasi yang memperhatikan bentuk kebijakan formal,

d. informasi yang bersifat Integratet menunjukkan bahwa ada koordinasi antar segmen-segmen perusahaan, informasi ini akan bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada beberapa segmen perusahaan.

2.4. Pendekatan Kontijensi (contingency approach) dan Sistem Akuntansi Manajemen

Pendekatan kontingensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Hal itu terjadi karena sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor situasional yang ada, baik di luar maupun di dalam perusahaan. Menurut Otley (1980) para peneliti telah menerapkan pendekatan kontijensi guna menganalisis dan mendesain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan kultur organisasional, ketidakpastian strategi dengan desain sistem akuntansi manajemen.

Pendekatan kontingensi menarik minat para peneliti karena mereka ingin mengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Berdasarkan teori kontijensi maka ada dugaan bahwa terdapat faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam suatu kondisi tertentu. Diawali dari pendekatan kontijensi ini maka muncul lagi kemungkinan bahwa ketidakpastian lingkungan juga akan menyebabkan perbedaan pada kebutuhan informasi akuntansi manajemen.

2.5. Pengertian Ketidakpastian Lingkungan

Menurut Milliken (1987) dalam Astuti (2007) ketidakpastian lingkungan adalah rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh faktor sosial dan fisik yang secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam organisasi. Variabel ketidakpastian lingkungan diukur dengan menggunakan indikator: kurangnya informasi, ketidakmampuan mengetahui hasil, dan ketidakmampuan menentukan kemungkinan. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Oleh karena itu manajer harus mampu memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang bisa membawa dampak terhadap perusahaan, lalu memberikan informasi yang bersifat timeliness, aggregate serta intregated yang akan bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada beberapa segmen perusahaan.

2.6. Locus of Control

Menurut Rotter (1966) dalam Astuti (2007) locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya. Lefcourt (1982) menyatakan bahwa locus of control internal ditunjukkan dengan pandangan bahwa peristiwa baik atau buruk yang terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang. Oleh karena itu terjadinya suatu peristiwa berada dalam control seseorang. Sementara locus of control eksternal ditunjukkan dengan pandangan bahwa peristiwa baik atau buruk yang terjadi tidak berhubungan dengan perilaku seseorang pada situasi tertentu, oleh karena itu disebut dengan di luar control seseorang. Setiap orang memiliki locus of control tertentu yang berada diantara kedua ekstrem tersebut.

2.7. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan Locus of Control

Untuk memprediksi perilaku manajer agar lebih akurat, maka dibutuhkan dua faktor yang harus dipertimbangkan secara bersama-sama,yaitu faktor personalitas dan faktor situasional. Karena apabila hanya mempertimbangkan faktor personalitas saja dinilai tidak cukup dalam memprediksi perilaku manajer. Dengan kemampuan manajer memprediksi masa depan, maka manajer tersebut dapat memberikan informasi-informasi yang berguna bagi perusahaan dalam bidang perencanaan maupun pengendalian. Terlebih dalam proses pengambilan keputusan, dimana seorang manajer harus mampu memberikan informasi yang akurat. Selain kemampuan seorang manajer dalam memprediksi masa depan, cara pandang seorang manajer dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan juga dibutuhkan, apakah dia mampu atau tidak dalam mengendalikan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di masa akan datang.

2.8. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan peneliti terdahulu maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

KETIDAKPASTIAN

LINGKUNGAN

(X)

KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(Y)

LOCUS OF CONTROL

(Z)

Dengan kemampuan manajer memprediksi masa depan, maka manajer tersebut dapat memberikan informasi-informasi yang berguna bagi perusahaan dalam bidang perencanaan maupun pengendalian. Terlebih dalam proses pengambilan keputusan, dimana seorang manajer harus mampu memberikan informasi yang akurat. Selain kemampuan seorang manajer dalam memprediksi masa depan, cara pandang seorang manajer dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan juga dibutuhkan, apakah dia mampu atau tidak dalam mengendalikan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di masa akan datang.

Hasil penelitian terdahulu, menunjukkan hasil dimana ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap karakterisitik sistem informasi akuntansi manajemen. Artinya apabila variabel ketidakpastian lingkungan meningkat maka karakteristik sistem informasi akuntasi manajemen akan meningkat begitupun sebaliknya. Dan memiliki hubungan signifikan secara negatif pada interaksi antara ketidakpastian lingkungan dengan locus of control. Yang artinya setiap terjadi penurunan variabel interaksi tersebut maka variabel karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen akan meningkat, begitu sebaliknya.

2.9. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen dan apakah locus of control memoderasi hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006) dengan bentuk hubungan kausal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh ketidakpastian lingkungan dan locus of control terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah ketidakpastian lingkungan, karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen sebagai variabel dependen, dan locus of control sebagai variabel moderasi. Dimensi waktu penelitian adalah cross sectional yaitu studi lintas seksi yang dilaksanakan satu kali dan mencerminkan potret dari suatu keadaan pada satu saat tertentu (Erlina dan Sri Mulyani, 2007). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah top management level dan middle management level pada Bank Syariah Mandiri Cab. Stabat Langkat.

4. Metode Analisis Data

4.1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, multikolineritas, heteroskedastisitas an auto korelasi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini hanya terbatas pada uji normalitas, uji multikolineritas dan uji heteroskadastisitas. Uji autokorelasi tidak digunakan karena autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) sedangkan penelitian ini memiliki dimensi waktu cross section.

4.1.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah guna mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina dan Mulyani, 2007). Ada dua cara yang dapat digunakan yaitu yang pertama dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Cara yang kedua dengan menggunakan Kolmogorov Smirnof Test dengan mencari nilai n value. Apabila nilai probabilitas melebihi taraf signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian ini berdisribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal.

4.1.2. Uji Multikolineritas

Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Untuk mendeteksi terhadap ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat pada nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Pada pengujian ini regresi yang bebas multikolineritas adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari 10.

4.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari suatu residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Erlina, 2007). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot dengan kriteria :

a) jika titik yang ada membentuk suatu pola tertentu, bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas,

b) jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka terjadi heteroskedastisitas.

4.1.4. Uji Autokorelasi

Menurut Erlina dan Mulyani (2007), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Namun pada penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi.

4.2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat diperoleh model persamaan regresi linear sebagai berikut :

Y = a + bX + e

Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen = 10,557 + 0,936 Ketidakpastian Lingkungan

Konstanta sebesar 10,557 menyatakan bahwa jika tidak ada ketidakpastian lingkungan , maka karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen sebesar 10,557. Koefesien regresi sebesar 0,936 menyatakan bahwa setiap penambahan satu ketidakpastian lingkungan dari top maupun middle manager akan meningkatkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen sebesar 936. Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada tabel di atas, juga diperolah hasil uji t yang diperlukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen. Pada kolom signifikan, konstanta dan variabel independen (ketidakpastian lingkungan) mempunyai angka signifikan jauh dibawah 0,05 (0,000 untuk konstanta ketidakpastian lingkungan dan 0,000 untuk konstanta karakterisitik sistem informasi akuntansi manajemen). Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.

Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Astuti (2007), dimana hasil penelitian mengindikasikan bahwa ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan meningkatkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Uji berikutnya digunakan untuk mengetahui apakah locus of control mempengaruhi hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.

4.3. Pembahasan Hasil Analisis

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa variabel ketidakpastian lingkungan memiliki nilai koefesien 0,672 dengan probabilitas signifikansi 0,001 yang lebih rendah dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap locus of control.

Interaksi antara ketidakpastian lingkungan dengan locus of control yang diukur dengan nilai absolute memiliki probabilitas signifikansi 0,982 yang ternyata tidak signifikan pada probabilitas signifikansi 0,05. Temuan ini menunjukkan bahwa interaksi antara ketidakpastian lingkungan dengan locus of control tidak memiliki pengaruh terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. hipotesis pertama menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Dapat disimpulkan juga bahwa pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen menunjukkan pengaruh signifikan, yang berarti semakin tinggi ketidakpastian lingkungan, maka akan semakin tinggi pula karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen,

2. dari hasil analisis hipotesis pertama diperoleh nilai adjusted R square = 0,484. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan ketidakpastian lingkungan dalam menjelaskan atau memberikan sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi adalah sebesar 48,4%, sedangkan sisanya 51,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model,

3. hasil hipotesis kedua menunjukkan variabel locus of control tidak dapat melakukan moderasi dengan variabel ketidakpastian lingkungan dalam mempengaruhi karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Hal ini dibuktikan dengan melakukan analisis regresi moderasi dengan uji interaksi yaitu antara ketidakpastian lingkungan dengan locus of control yang diukur dengan nilai absolut. Hasil analisis hipotesis kedua menunjukkan bahwa secara parsial variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien dan tingkat signifikansi setiap variabel yang diteliti.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan peneliti antara lain :

1. hasil penelitian ini hanya dapat menjadikan analisa pada objek penelitian yang terbatas yaitu pada Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat saja sehingga memungkinkan adanya perbedaan-perbedaan hasil dan kesimpulan apabila dilakukan dengan objek yang berbeda dan penambahan objek lain dan pada periode waktu yang berbeda dimana penelitian hanya menggunakan top management level dan midlle management level sebagai objek penelitian dan penelitian dilaksanakan pada tahun 2009,

2. peneliti menerapkan metode survei melalui kuisioner, dimana terdapat beberapa kemungkinan adanya data yang bias yakni kemungkinan responden tidak menjawab secara serius atau tidak jujur.

5.3. Saran

Terlepas dari beberapa keterbatasan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai han masukan. Berikut beberapa saran berkaitan dengan keterbatasan antara lain :

a. dalam upaya meningkatkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen maka pihak manajemen diharapkan memperoleh informasi yang bersifat broadscope, timelines dan aggregate guna pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat, serta meningkatkan kemampuan dalam melakukan prediksi dengan melakukan pengumpulan data sehingga dapat melakukan analisis yang lebih mendetail,

b. memperluas lingkup atau wilayah penelitian, memperbanyak sampel dan pemilihan sampel acak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan dapat memberikan kontribusi dalam pengkajian aspek-aspek keperilakuan dalam pengembangan teori-teori akuntansi manajemen,

c. berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian, perlu dilakukan penelitian berkelanjutan dengan berbagai faktor kontekstual yang dapat dipertimbangkan sebagai variabel.

http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-14.html

Karakteristik-karakteristik Sistem Informasi Akuntansi

Ada beberapa karakterisitik pengolahan data yang jelas membedakan SIA dengan subsistem CBIS yang lain.SIA mempunyai beberapa karakteristik dibawah ini:

1. Melaksanakan tugas yang diperlukan .Perusahaan tidak memutuskan untuk melaksanakan pengolahan data atau tidak.Perusahaan diharuskan oleh undang-undang untuk memelihara catatan kegiatannya.Elemen-elemen dalam lingkungan seperti pemerintah, pemegang saham dan pemilik, serta masyarakat keuangan menuntut perusahaan agar melakukan pengolahan data. Tetapi bahkan jika lingkungan tidak memintanya, manajemen perusahaan pasti menerapkan SIA sebagai cara mencapai dan menjaga pengendalian.
2. Berpegang pada prosedur yang relatif rendah . Peraturan dan praktek yang diterima menentukan cara pelaksanaan pengolahan data.Segala jenis organisai mengolah datanya dengan cara yang pada dasarnya sama.
3. Menagani data yang rinci. Karena berbgai catatan pengolahan data menjelaskan kegiatan perusahaan secara rinci, catatan tersebut menyediakn jejak audit(audit trail).Jejak audit adalah kronologi kegiatan yang dapat di telusuri dari awal hingga akhir, dan dari akhir ke awal.
4. Terutama berfokus historis. Data yang dikumpulkan oleh SIA umumnya menjelaskan apa yang terjadi di masa lampau.Ini terutama terjadi jika pengolahan berkelompok (batch) digunakan
5. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal. SIA menghasilkan sebagian output informasi bagi manajer perusahaan.Laporan akuntansi dasar seperti laporan rugi laba dan neraca merupakan contohnya.

Sementara garis yang memisahkan suatu subsisten CBIS dari subsistem yang lain kadang-kadang membingungkan,SIA dapat dibedakan melalui sejumlah karakteristik diatas

Sumber:Jr,McLeod Raymond.2001.Sistem informasi manajemen.Jakarta.Prehalindo

PENGARUH KUALITAS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEANDALAN AUDIT TRAIL DALAM SISTEM INFORMASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Meskipun sebenarnya kondisi perekonomian Indonesia secara umum belum menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan yang signifikan, namun bukan berarti terjadi kondisi yang stagnasi dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis, terlebih lagi bagi perusahaan lokal. Karena dengan semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke peta persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai perbaikan kualitas dari dalam perusahaan untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai tujuannya masing-masing.
Selain harus dapat menghasilkan out-put (baik barang atau jasa) yang berkualitas serta dapat diserap dengan baik oleh para calon konsumen, pihak perusahaan juga harus dapat melaksanakan proses produksi secara terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi operasi yang diinginkan, yang bermuara pada peningkatan profit perusahaan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer, maka banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem informasi akuntansi berbasis komputer sebagai bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Namun, dikarenakan suatu sistem informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi jangka panjang yang mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan sistem akuntansi konvensional.
Dengan sistem informasi akuntansi, risiko terjadinya kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugaian. Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun dan dapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu bagian di dalam sistem informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal (internal control).
Pengendalian internal (internal control) merupakan bagian integral dari sistem informasi akuntansi. Pengendalian internal itu sendiri adalah suatu proses yang dijalankan untuk dewan komisaris, manajemen, dan personel lain dalam perusahaan, yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang dipenuhinya tujuan pengendalian. Adapun kriteria dari pengendalian internal, yaitu : (a) Keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) keputusan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (IAI, 2001:SA 319.2).
Dengan menetapkan serta menerapkan pengendalian internal secara baik dan benar pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan dapat meminimalkan risiko. Wilkinson dkk. (1996:234) mengungkapkan bahwa: ”Jika suatu pengendalian internal telah ditetapkan maka semua operasi, sumber daya fisik, dan data akan dimonitor serta berada di bawah kendali, tujuan akan tercapai, risiko menjadi kecil, dan informasi yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Di sisi lain, tanpa pengendalian internal, kondisi yang membawa dampak negatif bagi perusahaan mungkin akan terjadi, seperti kesalahan pencatatan, kesalahan pengambilan keputusan, inefisiensi biaya, kehilangan aset, terhentinya kegiatan usaha, maupun terkena sanksi”. Sebagai hasilnya, dengan ditetapkannya pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi, maka sistem informasi akuntansi (Accounting information system) akan menghasilkan informasi akuntansi yang lebih berkualitas (tepat waktu, relevan, akurat, dan lengkap), dan dapat diaudit (Auditable).
Informasi akuntansi yang berkualitas serta dapat diaudit (Auditable) sangat menunjang dan diperlukan dalam proses audit trail. Adapun definisi dari audit trail serta faktor-faktor yang menentukan auditabilitas (auditability) seperti yang diungkapkan oleh Kell dkk. (2001:335), yaitu: “Dua faktor utama yang menentukan auditabilitas yaitu: Integritas manajemen (Management Integrity), dan ketersediaan bukti serta data akuntansi (adequacy of accounting records and evidences). Adapun ketersediaan bukti dan data akuntansi yang memadai dalam rangka mendukung proses audit trail. Audit trail didefinisikan sebagai mata rantai bukti yang memungkinkan sebuah transaksi dapat ditelusuri dari suatu total dalam laporan keuangan ke dokumen sumbernya”.
Dalam sistem informasi akuntansi manual, audit trail meliputi dokumen sumber, buku besar, jurnal, kertas kerja, dan catatan lain. Sedangkan dalam sistem informasi berbasis komputer, dimana transaksi ekonomi ditampung, dikumpulkan, didokumentasikan (captured or received), dikirim (transferred), dan disimpan (stored) secara elektronis tanpa dokumen sumber tercetak, maka audit trail berupa dokumen sumber tercetak (paperless) akan berkurang. Namun bukan berarti perusahaan tidak bisa diaudit.
Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, maka banyak perusahaan yang mulai meninggalkan sistem informasi akuntansi manual dan beralih ke sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Dalam suatu sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang dirancang dengan baik, akan menghasilkan suatu audit trail yang lebih luas (extensive) dan lebih jelas dibandingkan sistem informasi akuntansi manual, yang dikenal dengan electronic audit trail. Contoh audit trail yaitu log dan listing, hal ini diungkapkan oleh Allison (2003), yakni: “Log dan listing mencatat semua usaha untuk menggunakan sistem yang biasanya mencatat antaralain: tanggal dan waktu, kode yang digunakan, tipe akses, aplikasi dan data yang digunakan”.
Pengaruh pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi terhadap audit trail dikemukakan oleh Gascoyne (1990), yaitu: “Pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer, baik pengendalian umum maupun pengendalian aplikasi memiliki tujuan masing-masing dan mempengaruhi audit trail. Pengendalian umum adalah pengendalian atas segala aktivitas dan sumber daya yang dipakai dalam pengembangan suatu sistem informasi, pelaksanaan proses, dan fungsi-fungsi pendukung lainnya. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian atas suatu aplikasi tertentu untuk menjamin bahwa seluruh transaksi telah terotorisasi, direkam dan diproses secara lengkap, akurat, dan tepat waktu”.
Dengan adanya pengendalian umum yang memadai, maka sistem informasi akuntansi dapat dirancang serta dibangun dengan suatu fasilitas audit traiil yang memadai pula. Demikian pula dengan pengendalian aplikasi, suatu pengendalian aplikasi yang baik akan menyediakan fasilitas audit trail yang memadai, hal ini akan memberikan jaminan kelengkapan (completeness), keakuratan (accuracy), dan otorisasi (authorization) suatu transaksi.
Untuk mewujudkan pengendalian umum yang memadai serta pengendalian aplikasi yang baik, maka dibutuhkan kerjasama antara pihak manajemen perusahaan, internal auditor, analis sistem, pengguna sistem (user), dan progamer komputer. Mereka semua, dengan latar belakang serta tugasnya masing-masing, harus dapat bekerjasama dalam merancang suatu paket sistem yang baik serta memadai bagi perusahaan.
Akan tetapi pada prakteknya, kebanyakan software dan beberapa sistem pengoperasian yang dipakai saat ini dirancang tanpa banyak pemikiran untuk mencegah penyalahgunaan atau kejahatan komputer. Banyak analis dan progamer komputer tidak mengetahui tentang prinsip umum pengendalian internal. Sebagai akibatnya, beberapa sistem informasi akuntansi dirancang tanpa fasilitas pengendalian yang memadai. Sehingga sistem informasi akuntansi yang dibuat tidak menghasilkan fasilitas audit trail yang memadai untuk digunakan dalam proses audit. Hal senada diungkapkan oleh Webber (1999:15), sebagai berikut: “Unfortunetly, not all computer systems are well designed. Some software, for example, does not provide adequate access controls and logging facilities to ensure preservation of an accurate and comp
lete audit trail. When this situstion are coupled with a decreased ability to separate incompatible functions, serious controls problems can be arise”.
Adanya kondisi tersebut, sewajarnya menjadi perhatian bagi setiap perusahaan yang tengah melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi akuntansinya. Supaya sistem informasi akuntansi yang dibangun dapat menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas, dengan memiliki pengendalian internal yang memadai dan auditable. Maka, dibutuhkan suatu pemahaman dalam organisasi mengenai pentingnya pengendalian internal dan audit trail dalam sistem informasi akuntansi. Hal ini khususnya berlaku bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat kegiatan usaha yang kompleks, terlebih lagi bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) golongan Persero. Hal ini dikarenakan BUMN Persero mengemban tugas yang cukup berat, di satu sisi harus dapat menyediakan serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat (sebagai konsumen) dan di sisi lain dituntut untuk dapat memberikan sumbangsih positif dari hasil operasi usahanya (keuntungan) bagi pemerintah atau pemegang saham, karena keberadaan BUMN golongan Persero adalah profit motive.
Hal tersebut di atas, berkaitan erat dengan tiga karakteristik BUMN di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang No. 9/1979. Dalam Undang-undang ini, disebutkan bahwa terdapat tiga jenis BUMN yang terdiri dari Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Perseroan. Ketiganya memiliki sifat, fungsi, dan status keberadaanya yang berbeda. Perbedaan sifat, fungsi, dan status (karakteristik) ketiga jenis BUMN sesuai dengan Undang-undang No. 9/1979 dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1
Perbedaan Karakteristik Tiga Golongan BUMN
PERJAN PERUM PERSERO
Merupakan BUMN yang bersifat public service (pelayanan masyarakat). Merupakan BUMN yang bersifat public utility, yaitu melayani kepentingan umum dan diharapkan dapat meghasilkan keuntungan. Merupakan BUMN yang bersifat profit motive.
Permodalannya termasuk bagian APBN yang dikelola oleh departemen yang membawahinya. Modal seluruhnya milik negara, yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Modal seluruhnya atau sebagian milik negara dan terbagi atas saham-saham.
Statusnya dikaitkan dengan hukum publik. Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan Undang-undang. Berstatus badan hukum berdata dan berbentuk perseroan terbatas (PT).

Sumber: Wagiono I. (1993:62-63)
Penelitian mengenai pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi, sebelumnya telah dilakukan oleh Heni Sulastri dalam penelitiannya pada tahun 2004. Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan pada audit trail dalam sistem informasi dan semua perusahaan yang menjadi sampel penelitian (tujuh bank swasta di kota bandung) tersebut telah memiliki fasilitas audit trail yang memadai untuk mendukung audit trail dalam sistem informasi.
Dengan memperhatikan latar belakang teoritis dan fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BUMN Persero di kota Bandung.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian terhadap audit trail dalam sistem informasi dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh Kualitas Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Keandalan Audit Trail dalam Sistem Informasi” (Studi Survai atas auditor internal pada beberapa BUMN Persero di kota Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apakah kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi yang terdapat pada BUMN Persero di kota Bandung telah memadai.
2. Bagaimana pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalahan tersebut di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam meneliti pengaruh dari kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi pada perusahaan-perusahaan yang diteliti.

1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna bagi:
1. Bagi penulis
Diharapkan untuk dapat melihat kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan keandalan audit trail dalam sistem informasi bagi internal audit pada beberapa BUMN persero yang berada di kota Bandung dari segi penerapan disiplin ilmu yang penulis pelajari.
2. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat menjadi masukan dalam merancang suatu pengendalian internal yang memadai pada sistem informasi akuntansi, dan pelaksanaan audit sistem informasi perusahaan.
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih mendalam, serta memberikan solusi yang tepat pada pokok permasalahan yang diteliti.

1.5 Rerangka Pemikiran
Secara keseluruhan, sistem informasi akuntansi merupakan perpaduan dari sistem informasi akuntansi keuangan dan sistem informasi akuntansi manajemen. Azhar (2002:112) mengungkapkan bahwa: “sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan bekerjasama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperoleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan dibidang keuangan”.
Sistem informasi akuntansi keuangan menghasilkan informasi tentang prestasi perusahaan untuk digunakan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan. Biasanya informasi ini disajikan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan keuangan tersebut harus berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (generally accepted accounting principles/ GAAP) atau di Indonesia dikenal sebagai Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan sistem informasi akuntansi manajemen selain menghasilkan informasi keuangan, juga menghasilkan laporan-laporan, dan analisis-analisis yang lain, yang disusun sesuai dengan kebutuhan internal perusahaan. Sistem informasi akuntansi manajemen ini tidak dibatasi oleh SAK.
Setiap sistem, termasuk sistem informasi akuntansi, memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta pengendalian operasi. Pengendalian di dalam suatu perusahaan dikenal dengan pengendalian internal. COSO report (1992:3) dan oleh IAI diadopsi kedalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengemukakan pengertian pengendalian internal sebagai berikut: “Internal control is a process, affected by entity’s board of directors, management and other personel, designed to provide reasonable. assurance regarding the achievement of objectifes in the following catagories: reliability of financial reporting, compliance with aplicable laws and regulation, and effectiveness and efficiency of operation”.
Agar pihak manajemen perusahaan mempunyai keyakinan yang memadai bahwa pengendalian internal perusahaan telah berjalan efektif dan efisien sebagaimana mestinya, maka perlu dilakukan suatu penilaian dan evaluasi yang dikenal dengan kegiatan pemeriksaan (audit). Hal ini dikemukakan oleh Wilkinson dkk. (1996:341), sebagai berikut: “Audits are examination perform to assess an evaluate an activity or object, such as wether the internal control imp
lemented in to the accounting information system (AIS) are working as prescribed by management or wether the information processing function needs improvement”.
Melalui audit, internal audit akan memberikan konsultasi internal sebagai nilai tambah (added value) atau masukan bagi manajemen. Internal audit akan memberi jaminan bahwa pengendalian perusahaan telah berjalan dengan sebagaimana mestinya, menjelaskan mengapa pengendalian internal tidak berjalan, memaparkan risiko-risiko apa saja yang akan dihadapi perusahaan jika pengendalian tidak berjalan, serta memberikan usulan perbaikan.
Audit dalam lingkungan sistem informasi akuntansi dikenal dengan audit sistem informasi (atau juga disebut computer audit atau information technology audit). Webber (1999) mengemukakan pengertian audit sistem informasi, sebagai berikut: “Information system auditing is the process of collecting an evaluating evidance to determine wether a computer system safe guards assets, maintans data integrity, achieve organizational goals to be achieved effectively, an uses resources effeciently”.
Di lingkungan sistem informasi akuntansi berbasis komputer terdapat dua jenis pengendalian internal, yaitu pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (application control). Arens dkk. (2003:312), mengemukakan bahwa: “Pengendalian umum adalah pengendalian atas segala aktivitas dan sumber daya yang dipakai dalam pengembangan suatu sistem informasi, pelaksanaan proses dan fungsi-fungsi pendukung lainnya. Adapun pengendalian umum terdiri dari: pengendalian organisasi dan operasi, pengendalian pengembangan dan dokumentasi sistem, pengendalian hardware, dan pengendalian akses hardware serta data. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian atas suatu aplikasi tertentu untuk menjamin bahwa seluruh transaksi telah terotorisasi, direkam dan diproses secara lengkap, akurat, dan tepat waktu, yang meliputi pengendalian input, proses, dan output”.
Dalam pengendalian internal di lingkungan sistem informasi akuntansi berbasis komputer terdapat suatu komponen yang penting, yaitu audit trail. McLeod dan Schell (2001:221) mengemukakan bahwa: “Salah satu komponen yang penting dalam Pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi adalah audit trail. Audit trail adalah suatu kronologis transaksi yang dapat ditelusuri dari akhir ke awal transaksi tersebut dimulai dan sebaliknya”.
Dalam merancang dan menmbangun suatu sistem informasi akuntansi pada sebuah perusahaan, audit trail merupakan bagian penting dalam sistem informasi akuntansi tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bodnar dan Hopwood (1995:180-181), yakni: “If an audit trail exists, the auditor can be confident that accounting information system and related financial statement are very reliable, that is, the system and and its output are accurate. If an audit trail does not exist, the reliability of the accounting information system must be suspect”.
Dengan adanya pengendalian umum yang memadai, maka sistem informasi akuntansi dapat dirancang dan dibangun dengan suatu fasilitas audit trail yang memadai pula. Demikian pula dengan pengendalian aplikasi, suatu pengendalian aplikasi yang baik akan menyediakan fasilitas audit trail yang baik serta akan memberikan jaminan kelengkapan (completeness), keakuratan (accuracy), dan otorisasi (authorization) pada suatu transaksi.
Audit trail tidak hanya digunakan oleh auditor pada saat pemeriksaan untuk memperoleh bukti (evidances), koreksi kesalahan yang terdeteksi, serta rekonstruksi arsip, namun manajemen juga berkepentingan terhadap audit trail. Porter dan Perry (1992:204) mengungkapkan bahwa: “Audit trail membantu manajemen untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan, pemasok, dan pemerintah atas status pembayaran, pengiriman, dan perpajakan”. Hal senada juga diungkapkan oleh Kell dkk. (2001:325), yaitu: “Penting bagi manajemen untuk memiliki keyakinan bahwa sistem informasi akuntansi perusahaan telah memiliki fasilitas audit trail yang memadai atas semua transaksi dan investigasi dalam sistem informasi akuntansi, baik pada sistem informasi akuntansi manual terlebih lagi untuk sistem informasi akuntansi berbasis komputer”.
Dalam sistem informasi akuntansi manual, audit trail meliputi dokumen sumber, jurnal, buku besar, kertas kerja, dan catatan lain. Sedangkan dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer audit trail berupa log dan listing yang mencatat semua usaha dalam menggunakan sistem yang biasanya mencatat antara lain: tanggal dan waktu, kode yang digunakan, tipe akses, aplikasi dan data yang digunakan. Webber (1999:404), mengemukakan ada dua jenis audit trail, yakni sebagai berikut: “… two types of audit trails that should exist in each subsystem: 1) an accounting audit trail to maintain a record of events within the sub system, and 2) an operation audit trail to maintain a technology of the rescourses consumption associated with each event in sub system”.
Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, penulis mengambil hipotesis bahwa: “Kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi”.

1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan berdasarkan pengalaman kajian perpustakaan berupa data dan angka sehingga realitas dapat dipahami dengan baik.
Menurut Moh. Nazir (2003:54), yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah sebagai berikut: “Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan berdasarkan pengalaman kajian perpustakaan berupa data dan angka sehingga realitas dapat dipahami dengan baik.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki mengenai situasi yang sebenarnya dari objek penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan survai, pendekatan survai menurut Moh. Nazir (2003:56) adalah: “Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Metode survai membedah serta menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung”.
Moh. Nazir (2003:56) menuturkan, bahwa: “Besarnya sampel untuk mengadakan estimasi terhadap populasi harus diperhatikan dalam melaksanakan survai sampel. Terlalu besar berarti pemborosan tenaga dan uang, sedangkan sampel yang terlalu kecil dapat menjurus kepada besarnya error”. Maka, metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling, yang menurut Masri dan Sofian (1989:155), adalah: “Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih”.
Populasi BUMN persero di kota Bandung adalah 26 perusahaan, yang beroperasi dibidang usahanya masing-masing. Sehingga, dengan menggunakan metode pengambilan data simple random sampling, dari populasi 26 BUMN persero akan didapatkan hasil 20,8 ≈ 21 sampel yang mewakili populasi.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail
dalam sistem informasi bagi auditor internal pada 21 BUMN persero di kota Bandung yang telah menerapkan audit trail dalam sistem informasinya.

1.6.1 Teknik-teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang terdiri dari:
1. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung pada objek yang diteliti, dalam hal ini yaitu para auditor internal beserta staff internal audit pada perusahaan (BUMN persero) yang diteliti. Pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) ini, diperoleh melalui dua cara utama yakni dengan metode observasi dan kuesioner. Penjelasan mengenai metode observasi dan kuesioner, dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan yaitu teknik berdasarkan literatur guna memperoleh dasar teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna sebagai bahan pertimbangan atas data yang diperoleh dari penelitian.

Data-data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga akhirnya dapat disimpulkan yang akan menjawab permasalahan yang menjadi pokok bahasan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan analisis agar lebih mudah dipahami dan ditindaklanjuti.

1.6.2 Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Kualitas Pengendalian Internal Pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Keandalan Audit Trail Dalam Sistem Informasi”, maka identifikasi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas atau Independen (X)
Yang menjadi variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah: “Pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi”.
2. Variabel terikat atau dependen (Y)
Yang menjadi variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah: “ Audit trail dalam sistem informasi”.

Sekilas Mengenai Asuransi Syariah

Asuransi telah lama diperlukan oleh peorangan dan perusahaan untuk mengendalikan risiko kerugian dan dampak kesulitan keuangan yang timbul akibat suatu malapetaka. Asuransi jiwa diperlukan karena semua orang rentan terhadap risiko yang berkaitan dengan kehidupan dan harta benda yang dimilikinya. Dengan alasan-alasan tersebut maka perorangan maupun perusahaan memerlukan Asuransi. Permasalahan yang dihadapi oleh mereka yang menerapkan syariat islam yang menyeluruh (kafah) dalam kehidupannya adalah meragukan asuransi konvensional memenuhi ketentuan syariah.



Keraguan akan Asuransi Konvensional



Sesuai dengan prinsip-prinsip melakukan kegiatan muamalah, transaksi yang terjadi haruslah terhindar dari kondisi gharar, riba dan maisir. Gharar adalah ketidakpastian yang berlebihan yaitu peluang yang dijanjikan masih belum bisa dipastikan secara moderat, misalkan menjual panenan dari tumbuhan yang belum berbuah, riba adalah memperoleh kelebihan dari pemberian pinjaman dalam istilah umum dikatakan bunga atau rente sedangkan maisir adalah transaksi yang mengandung unsur perjudian.



Berdasarkan prinsip tersebut di atas asuransi konvensional yang berbisnis dalam memberikan kompensasi pertanggungan atas sejumlah premi yang dibayarkan oleh nasabah dianggap melanggar ketentuan syariah. Hal tersebut dikarenakan bahwa pembayaran kepada nasabah digantungkan pada suatu kejadian yang tidak diketahui kapan terjadinya sehingga dianggap sebagai mengandung unsur gharar, transaksi dihitung berdasarkan asumsi tingkat bunga tertentu dan polis akan hangus apabila kejadian yang diperjanjikan tidak terjadi sehingga dianggap ada unsur perjudian. Tidak semua orang setuju dengan alasan-alasan tersebut mengharamkan kegiatan usaha asuransi konvensional namum hal-hal tersebut diyakini telah menimbulkan keraguan (syubhat) bagi kalangan muslim. Dan salah satu prinsip yang dianut dalam menentukan hukum dikatakan apabila dijumpai perkara yang syubhat maka diajurkan untuk ditinggalkan agar tidak terjatuh pada kesalahan.



Dasar Asuransi Syariah



Salah satu yang menjadi dasar asuransi syariah adalah adanya perintah untuk saling tolong dalam hal kebaikan dan ketakwaan (ref QS 5:2). Selain refensi tersebut terdapat ayat-ayat Al Qur’an yang ditafsirkan berkaitan dengan kegiatan asuransi. Selain berdasarkan ayat Al Quran rujukan lainnya adalah ditemuinya kebiasaan suku Arab sebelum masa kenabian Muhammad SAW menerapkan azas tolong menolong apabila salah satu anggota suku mengalami kemalangan. Seluruh anggota suku akan membantu mengurangi beban dari anggota yang sedang mengalami kemalangan tersebut. Pada zaman Rasulullah SAW, Rasul tidak melaranga hal tersebut sehingga para sahabat menganggap bahwa perbuatan tersebut diperkenankan. Rasulullah SAW akan menghentikannya apabila ada tradisi lama yang bertentangan dengan hukum Islam. Pada awal abad kedua setelah masa kenabian, yaitu pada masa perkembangan umat islam meluas dikalangan para saudagar yang merantau untuk berniaga menjual atau membeli barang diluar negeri, terdapat kebiasaan untuk mengumpulkan sejumlah uang dengan tujuan saling menolong untuk meringankan kerugian yang dialami oleh seorang saudagar bila mengalami kemalangan atau perampokan. (ref hal 639, Islamic Finance, M Ayub). Pada kondisi inipun tidak ada ulama menyatakannya sebagai kegiatan yang diharamkan.



Perkembangan Asuransi syariah didasarkan kepada prinsip ajaran Islam untuk saling menolong, tidak berdasarkan prinsip mengalihkan risiko dengan imbalan sejumlah uang atas suatu kejadian di masa datang yang tidak pasti kapan akan terjadinya. Uang imbalan akan hangus atau menjadi milik pihak asuransi apabila sampai dengan waktu yang diperjanjikan tidak terjadi risiko atau kondisi yang tidak diinginkan. Pada asuransi Syariah pihak-pihak yang memerlukan asuransi diminta untuk menyerahkan dana (premi) kepada perusahaan asuransi untuk dikelola dan nantinya apabila tidak digunakan maka dana tersebut menjadi tetap milik anggotanya atau dihibahkan menjadi dana kebajikan (tabarru), apabila terjadi kemalangan maka dana tersebut akan digunakan untuk meringankan beban anggota yang mendapat kemalangan.



Prinsip Pengelolaan Dana Pada Asuransi Syariah



Sepengetahuan penulis terdapat dua model pengumpulan dan pengelolaan dana asuransi syariah yang sering digunakan, yaitu model Wakalah dan Model Mudharabah. Kedua model ini terbentuk sesuai dengan akad yang digunakan. Pada model Wakalah, pihak asuransi adalah agen dari para nasabahnya dalam mengelola premi yang dibayarkan oleh para tertanggung. Pihak asuransi hanya mendapatkan upah, semua keuntungan yang dihasilkan dari dana kelolaan akan kembali ke para nasabah/tertanggung, pada model ini perusahaan asuransi akan memperoleh pendapatan dari upah pengelolaan dana. Sedangkan pada model Mudharabah perusahaan asuransi mendapatkan penghasilan dari sebagian laba hasil pengelolaan dana. Kumpulan dana dari para tertanggung dikumpulkan dan dikelola untuk memperoleh hasil investasi, hasil ini dibagi dengan prosentasi tertentu (nisbah) antara perusahaan asuransi dan nasabahnya.

Dalam kedua model tersebut para nasabah betul-betul berniat saling menolong sedangkan pihak perusahaan asuransi menjalankan fungsinya sebagai wakil pada model Wakalah atau mudharib pada model Mudharabah.



Uraian yang dijelaskan di atas sangat disederhanakan, hal ini sengaja untuk memudahkan pemahaman pada tingkat awal mengenai prinsip-prinsip yang dianut dalam asuransi syariah. Asuransi Syariah bukanlah pengalihan risiko kepada pihak perusahaan asuransi dengan imbalan premi. Asuransi Syariah adalah kegiatan saling menolong untuk meringankan derita akibat adanya suatu kemalangan berupa wafatnya/berpulangnya kerabat atau hilangya harta benda. Pengumpulan dana (premi) adalah untuk membentuk kumpulan dana (pool of fund) yang akan diberikan kepada anggota yang mengalami musibah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. (AH-2010).



Penulis: Andre Herlambang

Menyiapkan Dana Pendidikan Secara Syariah

Perencanaan Pendidikan Anak

Sewajarnya orang tua menghendaki pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya, pendidikan dirumah dan disekolah sangat dibutuhkan untuk menjadikan anak kita menjadi anak yang shaleh dan shalihah, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk membekali kehidupannya. Orangtua sangat menginginkan mengirimkan anaknya ke sekolah-sekolah yang sudah sangat dikenal kualitas pendidikannya, menyekolahkan anak ditempat yang baik dan terkenal kualitas pendidikannya tentu memerlukan dana pendidikan yang tidak sedikit. Banyak orang yang bertanya bagaimana mempersiapkan dana pendidikan anak-anak kita? Dan bagi yang menginginkan mendanai dengan cara pendanaan syariah Pertanyaan berikutnya apakah persiapan dana pendidikan telah memenuhi syariah? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang sangat bagus untuk mengawali tulisan ini, uraian dibawah akan menjelaskan dengan serba singkat namun tanpa mengurangi arti untuk menjawab pertanyaan di atas.



Mengapa Perlu Perencanaan Dana Pendidikan Anak?

Mengapa kita harus membuat perencanaan untuk pendidikan anak kita? Sekarang banyak Bank maupun perusahaan asuransi yang menawarkan produk-produk perencanaan biaya pendidikan anak, perencanaan biaya pendidikan dari mulai taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Nampaknya sangat mudah untuk membeli produk-produkyang ditawarkan tersebut asalkan mempunyai uang kita dapat membelinya. Namun ingat teliti sebelum membeli selalu dianjurkan, menurut saya tawaran produk-produk perbankan atau asuransi tersebut baik-baik saja dalam rangka menyediakan produk yang diharapkan membantu masyarakat mempersiapkan atau merencanakan dana pendidikan bagi putra-putrinya.

Ketelitian untuk mengevaluasi dan memilih produk yang tepat sangat dianjurkan, untuk dapat mengevaluasi dan memilih yang tepat diperlukan pengetahuan dasar yang memadai sebagai dasar evaluasi produk-produk tersebut. Kita tidak dapat mengandalkan informasi dari agen penjual yang sering kali asimetris dalam artian informasi yang diberikan oleh agen-agen tersebut akan lebih condong untuk mendorong kita membeli produk-produknya. Dengan pengetahuan dasar yang memadai diaharapkan kita mempunyai alat untuk melakukan evaluasi secara bijak, agar pilihan produk sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita.

Bantuan Perencana keuangan syariah profesional mungkin diperlukan untuk lebih untuk lebih meyakinkan diri bahwa program dan produk perbankan, produk asuransi, saran investasi yang dipilih atau yang kita rancang mampu memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak-anak kita dan memenuhi ketentuan syariah.



Bagaimana Merencanakan Dana Pendidikan Secara Syariah ?

Merencanakan dana pendidikan anak secara syariah harus mempertimbangkan banyak faktor, karena selain mempertimbangkan efektifitas perencanaan keuangannya juga harus mempertimbangkan apakah cara mempersiapkan tersebut memenuhi ketentuan syariah. Seringkali kita kurang jeli memasukan faktor-faktor yang mempengaruhi keakurasian perencanaan kita dan mempertimbangkan cara persiapan yang memenuhi syariah. Langkah-langkah berikut adalah langkah-langkah minimal yang diperlukan dalam merancang dana pedidikan anak secara syariah:

Tetapkanlah tujuan pendidikan (niat) untuk putra-putri kita, akankan mereka kuliah dibidang exakta/sosial, didalam/diluar negeri, sampai jenjang diploma, sarjana, atau bahkan pasca sarjana agar menjadi anak yang shaleh dan shalihah yang berpengetahuantinggi dan bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat. Islam mengajarkan umatnya agar memberikan manfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat terutama masyarakat yang berada disekliling kita.
Mengukur berapa lama rentang waktu antara saat ini dengan saat anak-anak kita menempuh pendidikan disekolah-sekolah tersebut? Hal ini sangat penting untung menghitung besaran dana yang perlu ditabung dan diinvestasikan pada saat ini agar kelak dapat menyekolahkan anak-anak bersekolah ditempat-tempat tersebut.
Melakukan perhitungan dana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan faktor inflasi, tingkat investasi yang diinginkan dan waktu yang diperlukan untuk bersekolah dijenjang sekolah yang diinginkan.
Mengevaluasi produk perbankan, produk asuransi, dan instrumen investasi yang diperlukan untuk menyokong rencana kebutuhan dana pendidikan putra-putri tercinta. Evaluasi cara investasi dan menabung agar terhindar dari unsur yang dilarang syariah antara lain investasi yang mengandung unsur-unsur: riba, gharar ketidak-pastian yang berlebihan, investasi yang bersifat bathil, tidak adil dan berlebihan bermain peluang sehingga dapat dikategorikan perjudian.
Memantau secara berkala rencana pendidikan anak kita untuk meyakinkan bahwa rencana masih mampu menyokong pencapaian target yang telah ditetapkan atau diperlukan modifikasi rencana agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.



Dalam mempersiapkan dana pendidikan berhati-hatilah dengan inflasi karena inflasi akan mengurangi kemampuan dana pendidikan yang anda siapkan untuk membiaya pendidikan putra-putri saudara. Oleh karena itu selalu pastikan masukkan asumsi tingkat inflasi yang wajar dalam menghitung kebutuhan dana pendidikan anak anda. Misalnya sekarang uang pangkal masuk SMA sebesar Rp. 5 Juta dengan asumsi tingkat inflasi 10%, maka 3 tahun lagi uang pangkal masuk SMA tersebut menjadi Rp. 6.655.000,- dan seterusnya juga untuk uang masuk perguruan tinggi sebesar Rp. 20 juta maka 6 tahun lagi dengan asumsi tingkat inflasi 10% menjadi sebesar Rp. 35.431.220,- dan jangan lupa belum uang SKS, biaya buku, biaya mondok/kos biaya transport dan biaya lainnya yang diperlukan untuk mendukung pendidikan anak. Setelah mengetahui jumlah kebutuhan dana pendidikannya di kemudian hari, kita akan mengetahui besaran dana yang harus siapkan tiap bulan dari sekarang supaya kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi pada waktunya. Pastikan rencana dana pendidikan anak kita mampu untuk menahan kenaikan biaya pendidikan di kemudian hari sebagai efek dari tingkat inflasi tersebut. Anda harus kritis dan teliti dalam berinvestasi agar tujuan mendanai pendidikan putra-putri anda tercapai sesuai dengan kebutuhan di kemudian hari.



Saya percaya kita semua pasti sangat peduli dengan masalah dana pendidikan anak ini, dan setuju bahwa pendidikan akan membantu anak kita untuk memperoleh wawasan yang lebih baik, pekerjaan yang lebih baik dan memudahkan mewujudkan cita-cita putra-putri kita dengan lebih baik. Insya Allah apabila diawali dengan baik pada saat mempersiapkan dana pendidikan anak, dan melakukan tabungan dan investasi yang baik akan menghasilkan hasil yang baik. Janganlah ragu untuk memulai, ingatlah Allah Swt selalu menyediakan pertolongan bagi yang meminta pertolongan-Nya. (AH-2010)

Penulis : Andre Herlambang, CFP ®



Menggandakan atau mengutip artikel untuk keperluan non komersial diperkenankan dengan menyebutkan sumber tulisan, penggunaan dengan tujuan komersial harus memperoleh persetujuan penulis, hak cipta intelektual dilindungi undang-undang ©.

Bagaimana Berinvestasi Reksadana?

Berinvestasi Reksadana



Berinvestasi Reksadana sangat berbeda dengan menabung atau mendepositokan uang dibank. Menabung atau mendepositiokan uang di Bank adalah menaruh sebagian dari uang kita di bank untuk mendapatkan tingkat balikan tertentu yang diperjanjikan pada saat menaruh uang. Membeli Reksadana adalah membeli sejumlah unit reksadana melalui agen penjual reksadana, tingkat imbalan tidak dapat ditentukan diawal pada saat membeli reksadana. Reksadana adalah instrumen investasi sehingga hasil akhirnya tidak dapat dengan mudah diperkirakan dan berdasarkan peraturan yang berlaku tidak diperkenakan menjanjikan tingkat keuntungan pasti. Namun demikian sebelum menanamkan uang pada sarana investasi ini untuk keperluan perencanaan keuangan, sebaiknya kita mengetahui sisi baik dan buruknya Reksadana yang akan dipilih. Apabila anda merasa kurang yakin akan reksadana yang dipilih sebaiknya mintalah nasihat kepada penasihat investasi, perencana keuangan atau akuntan yang terlatih dalam perencanaan investasi.





Jenis-jenis Reksadana



Bedasarkan jenis portofolio investasinya Reksadana dapat dibagi menjadi Reksadana Pasar Uang, Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Saham dan Reksadana Campuran.

Strategi Investasi pada masing-masing jenis Reksadana diatas adalah sebagai berikut; Reksadana Pasar Uang menginvestasi sebagian besar dananya dalam bentuk investasi pada valuta asing, Reksadana Pendapatan Tetap menginvestasikan sebagian besar dananya kedalam Obligasi Surat Utang Negara, Sukuk, Surat Perbendaharaan Negara atau Obligasi Korporasi atau instrument utang lainnya yang memberikan pendapatan tetap. Reksadana Campuran menginvestasikan dana pada Saham, obligasi atau instrumen investasi lainnya.



Perencanaan keuangan untuk masa pensiun dengan menggunakan reksadana memerlukan strategi yang baik agar hasil investasi yang diharapkan dapat direalisasikan.

Manajer investasi menjual unit reksadana. Pemilihan reksadana yang akan dibeli sebagai alat investasi harus mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu. Pemilihan jenis reksadana, secara garis besar terdiri dari reksadana pasar uang, reksadana pendapatan, tetap, reksadana campuran dan reksadana saham.



Berdasarkan imbalan hasilnya umumnya reksadana saham berpotensi memberikan keuntungan lebih besar dari pada jenis reksadana lainnya, kemudian yang pada umumnya memberikan keuntungan cukup besar adalah reksadana campuran. Urutan-urutan berikutnya adalah adalah reksadana pendapatan tetap, reksadana terproteksi dan reksadana pasar uang.



Strategi Pemilihan Reksadana



Setelah mengetahui masing-masing sifat jenis reksadana maka langkah berikutnya adalah menentukan pola inventasi yang akan dilakukan dengan melihat profil invetasi, tujuan investasi dan juga harapan hasil investasi. Informasi mengenai ketiga hal tersebut diatas sangat diperlukan sebagai tolok ukur untuk menentukan reksadana yang akan dipilih.



Reksadana dikelola oleh manager investasi yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, analisa yang baik dalam memilih manajer investasi pengelola reksadana akan sangat berpengaruh dalam memilih manajer investasi pengelola reksadana. Disarankan memilih manajer investasi reksadana yang bereputasi baik yang memiliki ciri-ciri antara lain; telah cukup lama berdiri, memiliki tim manajemen yang baik, telah dipercaya mengelola reksadana yang besar, memberikan tingkat hasil investasi yang baik dalam beberapa tahun terakhir dibandingkan pengelola rekadana lain.



Bagaimana memilih reksadana yang baik tidak hanya cukup dengan memilih pengelola investasinya namun juga perlu mengetahui kinerja reksadana dan mengetahui komposisi invetasi yang ada pada reksadana yang ditawarkan. Informasi tersebut bisa didapatkan pada fact sheet masing-masing reksadana dari pada agen penjual reksadana, usahakan anda berhubungan dengan Agen Penjual Reksadana yang telah bersertifikat WAPERD agar mendapatkan informasi yang lebih dapat dipertanggungjawabkan.



Strategi Portofolio Reksadana



Setelah mengetahui bagai mana memilih reksadana yang baik dalam artian mempunyai tingkat hasil investasi yang bagus, dikelola oleh manajer investasi bereputasi baik maka langkah selanjutnya adalah menentukan komposisi reksadana yang akan kita miliki. Sebelum menyusun portofolio yang cocok sesuai dengan kebutuhan finansial kita.



Apabila kita bertujuan memperoleh tingkat hasil investasi yang cukup tinggi maka kompensasinya yang diminta adalah memiliki risiko yang lebih tinggi maka reksadana saham mempunyai porsi yang lebih besar dibandingkan reksadana jenis lainnya, namun apabila yang diinginkan adalah tingkat hasil investasi dan tingkat risiko sedang yaitu memberikan imbalan yang cukup tinggi namun dengan risiko yang lebih rendah dari reksadana saham maka reksadana jenis campuran akan menjadi pilihan yang baik. Bagi mereka yang menghendaki risiko yang lebih rendah lagi maka reksadana obligasi atau reksadana terproteksi akan menjadi pilihan tepat untuk masuk portofolio investasi.



Dengan uraian tersebut diaatas mudah-mudahan para pembaca sudah dapat memperoleh pengetahuan bagaimana memilih dan menentukan strategi dalam menyusun portofolio investasi reksadana. Apabila masih terdapat kebimbangan atau perlu meningkatkan rasa percaya diri dalam menentukan portofolio rekasadana disarankan berkonsultasi kepada perencana keuangan independen yang sekarang telah semakin banyak jumlahnya.



Penulis : Andre Herlambang, Akt, CFP®, CRMP®, adalah Registered Accountant, Certified Financial Planner, Certified Risk Management Professional, dan Praktisi Keuangan.

Portofolio Investasi Untuk Keuangan Masa Pensiun

Masa pensiun sering dipersepsikan masa senggang dimana tidak ada lagi kegiatan rutin yang harus setiap hari dilaksanakan dan suasana tersebut akan terus demikian bergulir dari satu bulan ke bulan berikut dan dari tahun ketahun berikutnya sampai dengan ujungnya waktu. Selain itu juga terbayangkan masa pensiun adalah masa keterbatasan keuangan dimana kita tidak mempunyai pendapatan yang cukup dan harus banyak penghematan. Tidak punya dana yang cukup untuk menikmati hidup dengan bersenang-senang. Persepsi ini banyak tercipta dibenak orang, khususnya mereka yang mencari nafkah dengan bekerja kepada orang lain, menjadi pegawai negeri atau bekerja sebagai pegawai BUMN.



Sebagaimana kata orang pepatah ” apa yang kita fikirkan akan menjadi kenyataan”. Jadi kalau kita berpikir masa pensiun adalah masa penuh keprihatinan, tidak punya uang, menggantungkan hidup dari sokongan anak2 maka hal itulah yang akan menjadi kennyataan. Beranikan kita bermimpi bahwa pada masa pensiun adalah masa kita punya cukup dana dan tentunya cukup untuk melaksanakan kegiatan yang ingin dilakukan seperti berumrah, berwisata keluar negeri atau membina usaha sosial yang bermanfaat bagi kerabat dan warga sekitar kita?

Agar kita dapat menikmati masa tua dengan nyaman para perencana keuangan menyarankan tidak cukup dengan menabung sebagian uang untuk keperluan yang masa datang, namun menyarankan investasi yang memberikan tingkat imbalan lebih besar dari tingkat inflasi dengan membentuk portofolio investasi.



Apakah Portofolio Investasi ?



Investasi adalah menyisihkan sebagian dana atau kekayaan dan menempatkan dana atau kekayaan pada sarana investasi dengan tingkat imbalan dan risiko tertentu dengan harapan agar dana atau kekayaan tersebut berkembang menjadi lebih banyak dikemudian hari. Sementara portofolio investasi adalah kegiatan investasi dengan menggunakan campuran beberapa instrumen investasi yang digunakan untuk meningkatkan atau memperbanyak dana atau kekayaan yang diinvestasikan. Sehingga portofolio investasi dapat diartikan sebagai menyisihkan sebagian dana atau kekayaan untuk ditempatkan pada beberpa sarana investasi dengan berharap mendapatkan dana atau kekayaan yang lebih banyak. Wah niikmat dong kalau bisa mempunyai dana yang lebih banyak dari sekarang dan indahnya lagi pertambahan dana tersebut dihasilkan tidak dengan bekerja lebih keras lagi melainkan dengan memperkerjakan dana atau kekayaan yang kita miliki.



Bagaimana Membentuk Portofolio Investasi?



Apa sajakah yang dapat digunakan untuk membentuk porotofolio investasi kita? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, perlu pengetahuan yang memadai mengenai sarana-sarana investasi yang akan dimasukan kedalam portofolio invesertasi. Sarana investasi yang umumnya dilakukan adalah dengan melakukan investasi dalam bentuk saham, properti, logam mulia, derivatif, reksadana dan saran investasi lainnya. Masing-masing instrumen tersebut memiliki harapan hasil dan tingkat risiko yang berbeda-beda. Instrument insvestasi tersebut kan disusun menjadi sebuah portofolio yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan finansial yang diperlukan.



Bagaimana Menyusun Portofolio Investasi

Bagaimana membangun portofolio invenstasi yang baik? Portofolio investasi yang baik bagi kita adalah portofolio investasi yang sesuai dengan kebutuhan kita. Agar dapat menyususn porotofolio investasi yang sesuai dengan kebutuhan, kita perlu menentapkan tujuan finansial kita. Beberapa langkah berikut adalah saran untuk melakukan evaluasi dan penyusunan portofolio investasi.

Evaluasi kebutuhan dana dengan menghitung kebutuhan biaya di masa yang akan datang, jangan lupa masukan faktor inflasi dalam perhitungan.
Evaluasi rencana penerimaan atau rencana pendapatan yang akan diperoleh pada tahun-tahun mendatang, perhitungkan peluang kenaikan dan penurunan pendapatan.
Berdasarkan hasil evaluasi butir a dan b tentukan tujuan finansial yang hendak dicapai.
Berdasarkan butir c tentukan tingkat imbalan yang diharapkan (expected rate of return) agar dapat mewujudkan tujuan finansial yang ditetapkan.
Evaluasi kinerja masing-masing instrument investasi yang hendak dipilih beberapa tahun terakhir.
Evaluasi kondisi makro dan mikro ekonomi yang berpengaruh terhadap kinerja portofolio investasi yang akan dibangun.
Berdasarkan evaluasi butir e,dan f tentukan portofolio investasi yang dipilih agar tingkat imbalan yang diharapkan sebagaimana ditentukan pada butir d dapat dicapai.
Lakukan evaluasi berkala secara konsisten untuk meyakinkan bahwa kinerja reksadana yang dipilih memenuhi target yang diharapkan, apabila tidak memenuhi maka adakan perubahan komposisi portofolio investasi.



Langkah-langkah yang disebutkan diatas adalah langkah-langkah minimal yang perlu dilakukan untuk menentukan portofolio investasi yang diharapkan dapat mewujudkan tujuan finansial kita.



Penutup

Portofolio investasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mewujudkan tujuan finansial dimasa yang akan datang. Perlu diingat bahwa berinvestasi bukanlah bebas risiko (risk free investment). Untuk lebih meyakinkan diri akan tercapainya tujuan finansial disarankan melakukan konsultasi dengan perencana keuangan yang sudah certified atau mendapatkan pendidikan formal keuangan dan mengikuti ujian profesi perencana keuangan.



Selamat berinvestasi.



Penulis : Andre Herlambang, Akt, CFP® CRMP®, (Registered Accountant, Certified Financial Planner, Certified Risk Management Professional, dan Praktisi Keuangan)

Investasi Reksadana Untuk Perencanaan Keuangan Pensiun

Reksadana semakin banyak dibicarakan orang sebagai salah satu sarana investasi yang menawarkan keuntungan yang memikat para pemilik dana. Investasi dalam bentuk reksadana diperkirakan akan yang lebih menguntungkan dibandingkan deposito, tabungan dan bahkan untuk periode-periode tertentu dapat memberikan tingkat imbalan (rate of return) yang lebih baik dari investasi pada logam mulia dan properti.



Berinvestasi Reksadana sangat berbeda dengan menabung atau mendepositokan uang dibank. Menabung atau mendepositiokan uang di Bank adalah menaruh sebagian dari uang kita di bank untuk mendapatkan tingkat balikan tertentu yang diperjanjikan pada saat menaruh uang. Membeli Reksadana adalah membeli sejumlah unit reksadana melalui agen penjual reksadana, tingkat balikan tidak dapat ditentukan diawal pada saat membeli reksadana. Reksadana adalah instrument investasi sehingga hasil akhirnya tidak dapat dengan mudah diperkirakan dan berdasarkan peraturan yang berlaku tidak diperkenakan menjanjikan tingkat keuntungan pasti.



Namun demikian sebelum menanamkan uang pada sarana investasi ini untuk keperluan perencanaan keuangan, sebaiknya kita mengetahui sisi baik dan buruknya Reksadana. Kita perlu mengetahuinya untuk menentukan apakah sarana investasi ini cocok dengan program perencanaan keuangan kita.



Apakah Reksadana itu ?

Reksadana merupakan kumpulan dana yang diperloleh dari masyarakat yang dihimpun oleh pengelola dana investasi kemudian kumpulan dana dikelola dalam bentuk portofolio investasi. Kita menempatkan dana kedlam kumpulan dana tersebut dengan harapam mendapatkan tingkat imbalan (rate of return) yang lebih dibandingkan menenpatkan delam bentuk tabungan atau deposito.

Kumpulan dana dari masyarakat dikelola oleh Pengelola dana investasi yang dinamakan manajer investasi. Manajer investasi adalah lembaga yang memperoleh ijin dari Badan Pengawas Pasar Modal menjakankan usaha menghimpun dan mengelola investasi dari dana masyarakat. Lembaga Manajemen investasi memperkerjakan orang yang mengelola reksadana yang dinamakan wakil manajer investasi.



Manajer investasi yang berniat untuk menghimpun dana masayarakat dan kemudian mengelolanya dalam bentuk portfolio investasi memerlukan ijin dari otoritas yang berwenang yaitu Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Bapepam menerapkan syarat-syarat yang ketat agar sebuah perusahaan investasi dapat menjalankan usahanya menghimpun dana dan mengelola dalam portofolio investasi. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah memperkerjakan wakil manajer investasi yang telah lulus sertifikasi profesi wakil manajer investasi dan mendapatkan ijin Bapepam. Persyaratan ketat yang diterapkan oleh Bapepam pada hakikatnya adalah untuk melindungi para investor.



Bagaimana Memilih Manajer Investasi?



Seorang calon investor reksadana yang akan menginvestasikan dananya melalui manajer investasi perlu memilih manajer investasi yang baik. Beberapa kriteria yang perlu dilihat dalam manajer investasi antara lainnya adalah; rekam jejak prestasi dari manajer investasi yang bersangkutan, rekam jejak tim pengelola investasi investasi, prestasi tingkat imbalan (rate of return) dalam tahun-tahun terakhir misalkan dalam 2 s/d 3 tahun terakhir, besarnya dana kelolaan dan beberapa faktor lain juga perlu dipertimbangkan.

Dengan memilih manajer investasi yang baik, investor diharapkan akan menurunkan tingkat risiko investasi dan sekaligus memperbesar peluang mendapatkan tingkat imbalan (rate of return) yang baik. Untuk mengetahui peringkat kinerja manajer investasi dapat dilakukan browsing di internet atau dari majalah-majalah yang mengulas masalah investasi di pasar modal atau pada majalah dan surat kabar bisnis. Apabila anda mengalami kesulitan dalam memilih manajer investasi dapat juga meminta nasihat akuntan anda atau perencana keuangan profesional.





Bagaimana Mekanisme Membeli dan Menjual Unit Reksadana?

Unit reksadana dibeli melalui agen penjual reksadana yang menjual unit reksadana dari manajemen investasi yang bekerja sama dengan agen penjual tersebut. Penjualan reksadana hanya secara oleh dilakukan oleh agen penjual reksadana yang telah memperoleh ijin dan dalam pelaksanaan penjualan harus dilakukan oleh Wakil Penjual Reksadana yang telah mendapatkan ijin.



Pada saat seorang investor akan menjual reksadana yang dimilikinya maka unit reksadana dijual ke manajer investasinya dan manajer investasi tersebut wajib membeli reksadana tersebut. Reksadana akan dibeli oleh manajer investasi yang menjual reksadana tersebut dengan menggunakan harga beli.



Pada saat ini transaksi reksadana tidak sulit karena pembelian dan penjualan reksadana dapat dilakukan melalui agen penjual reksadana, saat ini bank-bank besar memiliki ijin sebagai agen penjual reksada. Apabila kita akan menggunakn reksadana sebagai alat investasi dalam persiapan keuangan pensiunnya dapat melakukan transaksi reksadana melalui bank-bank agen penjual reksadana.



Jenis-jenis Reksadana

Jenis reksadana menurut jenis portofolio investasinya dapat dibagi menjadi Reksadana pasar uang, Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Saham dan Reksadana Campuran.

Strategi Investasi masing-masing jenis Reksadana diatas adalah sebagai berikut; Reksadana Pasar Uang menginvestasi sebagaian besar kumpulan dananya dalam bentuk investasi pada valuta asing, Reksadana Pendapatan Tetap menginvestasikan sebagian besar kumpulan dananya kedalam obligasi Surat Utang Negara, Sukuk, Surat Perbendaharaan Negara atau Obligasi korporasi atau instrument utang lainnya yang memberikan pendapatan tetap. Reksadana Campuran memnginvesatikan kumpuan dana pada Saham, obligasi atau instrumen investasi lainnya.



Perencanaan keuangan untuk masa pensiun dengan menggunakan reksadana memerlukan strategi yang baik agar hasil investasi yang diharapkan dapat direalisasikan.

Manajer investasi menjual unit reksadana. Pemilihan reksadana yang akan dibeli sebagai alat investasi harus mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu. Pemilihan jenis reksadana, secara garis besar terdiri dari reksadana pasar uang, reksadana pendapatan, tetap, reksadana campuran dan reksadana saham.

Berdasarkan imbalan hasilnya umumnya reksadana saham berpotensi memberikan keuntungan lebih besar dari pada jenis reksadana lainnya. Berikutnya yang pada umumnya yang memberikan keuntungan cuku besar adalah reksadana campuran urutan-urutan yang berikut adalah reksadana pendapatan tetap, reksadana terproteksi dan reksadana pasar uang.



Bagaimana Memilih Reksadana?

Pertanyaan bagaimana kita memilih reksadana yang baik merupakan pertanyaan yang baik untuk memulai uraian berikut. Reksadana yang baik bagi kita adalah reksadana yang sesuai dengan kebutuhan kita. Agar dapat memilih reksadana yang sesuai dengan kebutuhan kita perlu menentapkan tujuan finansial kita. Sebagai contoh Nah bagaimanakah menentukan kebutuhan finansial kita. Beberapa langkah berikut adalah saran untuk melakukan evaluasi dan pemilihan reksadana.

Evaluasi kebutuhan dana dengan menghitung kebutuhan biaya hidup di masa yang akan datang, jangan lupa masukan faktor inflasi dalam perhitungan.
Evaluasi rencana penerimaan atau rencana pendapatan yang akan diperoleh pada tahun-tahun mendatang, perhitungkan peluang kenaikandan penurunan pendapatan.
Berdasarkan hasilevaluasi butir a dan b tentukan tujuan finansial yag hendak dicapai.
Berdasarkan butir c tentukan tingkat imbalan yang diharapkan (expected rate of return) agar dapat mewujudkan tujuan finansial yang ditetapkan.
Evaluasi Kinerja dan bonafiditas Manajer Invstasi reksadana
Evaluasi kinerja, bonfiditas dan kredensial Komite Investasi pengelola reksadana
Evaluasi kinerja reksadana berdasrkan kinerja tahun-tahun terakhir.
Evaluasi kondisi makro dan mikro ekonomi yang berpengaruh terhadap kinerja reksadana yang akan dipilih.
Berdasarkan evaluasi butir e,f,g,h tentukan portofoli reksadana yang dipilih agar tingkat imbalan yang diharapkan sebagaimana ditentukan pada butir d dapat dicapai.
Lakukan evaluasi berkala secara konsisten untuk meyakinkan bahwa kinerja reksadana yang dipilih memenuhi target yang diharapkan, apabila tidak memenuhi maka adakan perubahan komposisi portofolio reksadana.



Langkah-langkah yang disebutkan diaas adalah langkah-langkah minimal yang perlu dilakukan untuk menentukan portofolio reksadana yang diharapkan dapat mewujudkan tujuan finansial dalam mempersiapkan pendanaan dimasa yang akan datang.



Penutup

Reksadana adalah merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam mewujudkan tujuan finansial dimasa yang akan datang. Perlu diingin bahwa reksadana bukanlah instrumen ini vestasi bebas risiko (risk free investment instrument). Untuk lebih meyakinkan diri akan tercapainya tujuan finansial kita pilihan instrumen investasi reksada dikombinasikan dengan instrumen investasi lain yang lebih kecil risikonya, misalkan investasi properti dan investasi logam mulia.

Selamat berinvestasi.



Penulis : Andre Herlambang, Akt, CFP® CRMP®, (Registered Accountant, Certified Risk Management Professional, Certified Financial Planner, Licenced Investment Advisor dan Praktisi Keuangan)

Merencanakan Asuransi Pendidikan Anak

Asuransi Pendidikan

Kita semua berharapan dapat mendidik dan menyekolah anak kita ke sekolah-sekolah terbaik dan pada jenjang pendidikan setinggi-tingginya. Tentunya untuk mengirimkan anak kesekolah-sekolah terbaik memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain itu juga kita dibayangi dengan kekhawatiran apakah usia kita akan sampai pada masa anak-anak kita sekolah?

Pada tulisan ini disampaikan upaya mengamankan pembiayaan anak sekolah dengan menggunakan asuransi pendidikan, tentunya bukan sembarang asuransi namun asuransi yang nilai manfaatnya sesuai dengan kebutuhan.



Mengenali Jasa Asuransi

Jasa asuransi adalah jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi untuk memberikan sejumlah dana yang pada saat terjadinya risiko yang diperjanjikan didalam polis. Sesuatu yang diperjanjikan haruslah mempunyai nilai dan tidak dapat diperkiran terjadinya. Atas jasa tersebut perusahaan asuransi berhak menerima sejumlah premi yang harus dibayarkan oleh orang atau perusahaan yang memerlukan perlindungan asuransi.



Asuransi dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu asuransi umum, dan asuransi jiwa. Asuransi umum mempunyai manfaat sebagai alat pengalihan risiko atau kerugian dalam kegiatan usaha atau properti. Asuransi Jiwa memberi perlindungan asuransi apabila tertanggung meninggal dunia, maka asuransi memberikan sejumlah dana kepada ahli warisnya. Asuransi Kesehatan, Asuransi Pendidikan, Asuransi Properti, Asuransi Kredit adalah merupakan varian yang merupakan kreasi dari satu jenis asuransi di atas atau merupakan bauran dari asuransi umum dan asuransi jiwa.



Mengenali Asuransi Pendidikan

Asuransi pendidikan banyak ditawarkan oleh para agen asuransinya kepada para konsumen dengan beragam jenis. Asuransi pendidikan banyak yang dibentuk dari unit link dimana dalam pembayaran preminya memasukan unsur investasi. Apabila hasil investasinya tidak menunjukan hasil yang cukup menggembirakan maka pada saat terjadi musibah maka asuransi akan membayarkan sejumlah dana yang diperjanjikan, namun apabila hasil investasi sesuai dengan hasil yang diharapkan maka perusahaan tidak membayarkan klaim namun si tertanggung akan mendapatkan hasil dari investasinya.



Menetukan Besaran Asuransi Pendidikan

Besarnya nilai asurnasi yang hendak kita pilih sangat bergantung kepada kebutuhan tertanggung. Pada umumnya produk-produk asuransi saat ini disesuaikan dengan tingkatan pendidikan yang akan dialami oleh putra-putri kita. Umumnya Asuransi pendidikan didesain untuk membiaya sekolah SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, sehingga asuransi dapat dicairkan pada usia anak 12 tahun. 16 tahun dan 18 tahun sesuai dengan usia saat anak-anak kita pada saat memasuki SMP, SMA dan Pergurunan Tinggi.



Nilai pertanggungan disesuaikan dengan biaya masuk dan biaya sekolah pada saat putra putri kita di SMP, SMA dan Pergurunan tinggi. Misalkan untuk biaya masuk dan sekolah selama SMP memerlukan dana Rp 20 juta, kemudian biaya masuk dan sekolah SMA Rp. 30 juta dan biaya masuk dan kuliah Rp. 150 jt, maka biaya total biaya dibutuhkan adalah sebesar Rp. 200 juta. Dengan data tersebut maka dirancanglah nilai pertanggungan sebesar RP. 200 juta yang akan jatuh tempo pada saat anak-anak memasuki sekolah-sekolah yang dimaksud, jangan lupa bahwa angka pertanggungan telah memperhitungkan tingkat inflasi agar pada saat klaim dapat memperoleh dana yang sesuai dengan biaya yang diperlukan.



Bagaimanakah Merancang Asuransi Pendidikan?

Menyadari bahwa usia adalah rahasia Allah Yang Maha Kuasa maka asuaransi pendidikan yang dibeli sudah memasukan unsur ini sehingga apabila pencari nafkah dipanggil Yang Maha Kuasa maka pihak asurnasi dapat menjamin pembayaran asuransi selanjutnya sehingga pada saat putra-putri kita bersekolah pada tingkatan yang dirancang dapat dibiayai melalui pertanggungan asuransi.



Selain memilih produk asuransi yang sesuai atau apabila paroduk asurnsi yang ditawarkan tidak sesuai , kita dapat meminta agen asurnasi membuat proposal asuransi yang sesuai dengan kebutuhan yang dapat kita sebut (tailored insurance), pilihlah perusahaan asuransi yang telah mendapatkan kepercayaan masyarakat yaitu perusahaan yang memiliki banyak nasabah dan mengelola dana investasi asuransi cukup besar dan memiliki rating yang baik. Seringkali kita tidak dapat mengetahui dengan baik perusahaan Asuransi yang baik, Untuk lebih meyakinkan dalan merencanakan asuransi pendidikan yang sesuai, disarankan meminta pertimbangan atau nasihat dari certified financial planner.



Evaluasi Program Asuransi Secara Berkala

Apabila kita sudah mempunyai rencana asuransi dan rencana asuransi telah dijalankan agar rencana asuransi atau program asuransi yang sedang dijalankan dapat memenuhi kebutuhan perlindungan maka disarankan diadakan evaluasi tahunan untuk meyakini bahwa polis asuransi yang kita miliki masih cukup melindungi dari kejadian atau musibah yang akan menimpa kita. Apabila tidak dapat elakukan evaluasi program asuransi setiap tahun, sekurang-kurangnya evaluasi dilakukan dua tahun sekali namun jangan lebih lama lagi, karena perubahan-perubahan yang cepat atas perekonomian dan bisnis dapat mempengaruhi nilai pertanggungan asuransi yang kita miliki.



Kesimpulan

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam merencana asuransi pendidikan bagi putra-putri kita adalah sebagai berikut:

Menentukan nilai pertanggungan yang diharapkan, disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan pendidikan.
Pilihlah perusahaan asuransi yang bonafide yang berperingkat baik
Pilihlah produk asuransi ysuai atau disesuaikan dengan kebutuhan kita, usahakan asurnasi dikaitkan dengan asuransi jiwa.
Evaluasi rencana asuransi secara berkala, lakukan evaluasi atas besaran premi, besaran pertanggungan dan perusahaan asuransi.



Penulis : Andre Herlambang, Akt, CFP®, CRMP®, (Registered Accountant, Certified Financial Planner, Certified Risk Mangement Professional, dan Praktisi Keuangan)

Rencanakan Keuangan Masa Pensiun Anda

Masa pensiun adalah tahapan yang cukup rawan bagi kondisi keuangan pekerja, pada masa pensiun gaji yang biasanya diterima pekerja tidak akan datang lagi. Seorang pekerja untuk dapat menikmati masa pensiun dengan baik memerlukan perencanaan keuangan yang baik. Masa bekerja adalah masa yang baik untuk mempersiapkan bekal keuangan yang akan digunakan pada masa pensiun. Bagaimanakah melakukan perencanaan keuangan untuk mengumpulkan bekal itu?

Orang tua kita mempersiapkan kita untuk mampu mengarungi kehidupan dengan mendidik moral, melatih mental dan menyekolahkan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang tua memberikan nasihat-nasihat yang sangat berguna bagi kehidupan dan juga menyekolahkan kita setinggi-tingginya yang bisa dibiayai oleh mereka. Demikian juga kita mempunyai tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga kepada keluarga yang dicintai, untuk bisa membiaya kehidupan semasa pensiun dan sekaligus menunaikan kewajiban orang tua kepada anak yang belum sempat ditunaikan pada saat kita memasuki masa pensiun. Untuk mempersiapkannya maka perencanaan keuangan keluarga semakin dirasakan penting untuk memenuhi kebutuhan keuangan masa pensiun seperti membiayai pendidikan anak yang belum dewasa pada saat pensiun, atau sebagai pencegahan agar keuangan kita tidak tergantung anak-anak atau sanak keluarga.

Kalau meperhatikan siklus hidup manusia maka rentang masa 1-6 tahun adalah masa kanak-kanak. Usia 7-18 adalah masa sekolah dan bagi mereka yang beruntung meneruskan pendidikan di Perguruan tinggi sampai mendapatkan diploma, sarjana atau bahkan menamatkan studi pasca sarjana. Masa panjang yang dialami adalah usia 22 sampai dengan 55 tahun, masa bekerja dan memperoleh penghasilan dan usia yang umum bagi masyarakat pekerja Indonesia pensiun, masa 55 tahun sampai dengan 75 tahun. Masa pensiun seseaorang dapat berlangsung sampai dengan 20 tahun atau bahkan lebih.

Dari rentang waktu tersebut diatas yang menjadi perhatian kita dalam membuat perencanaan keuangan untuk masa pensiun adalah masa bekerja dari usia 22 sampai dengan 55 tahun atau 33 tahun bekerja dan masa pensiun dari usia 55 sampai dengan usia 75 tahun atau 20 tahun masa pensiun. Untuk sebagian orang yang dikaruniai usia panjang dapat mencapai usia 80 tahun bahkan lebih, artinya masa pensiun bisa mencapai 25 tahun atau lebih. Apakah kita sudah memikirkan bagaimana membiayai kehidupan sepanjang 20-25 tahun setelah pensiun?

Ingat bahwa masa produktif adalah masa bekerja, pada masa ini keuangan keluarga perlu dikelola dengan baik. Mengkonsumsi semua pendapatan adalah cara terbaik menghancurkan kenyamanan keuangan pada masa pensiun. Berbagai literatur menyarankan kegiatan menabung dan berinvestasi adalah cara terbaik untuk mempersiapkan keuangan masa pensiun. Berapakah besaran pendapatan yang harus ditabung dan dikonsumsi agar kita dapat memperoleh keamanan keuangan masa pensiun kita?

Besaran pendapatan yang harus ditabung atau di investasikan sangat bergantung kepada kebutuhan masa pensiun yang akan datang. Biasanya para perencana keuangan keluarga menyarankan 20-30% dari pendapatan tidak dikonsumsi pada masa aktif, dana ini dialokasikan untuk tabungan dan investasi. Berapa besaran ideal dana yang ditabung dan berapa besaran dana yang harus diinvestasikan?

Besaran Tabungan dan investasi yang diperlukan oleh seseorang adalah sangat beragam bergantung tingkatan pendapatan dan gaya hidup yang bersangkutan. Perlu diingat bahwa tabungan bukanlah sarana yang baik untuk mempersiapkan dana masa pensiun. Tabungan disarankan hanya untuk memenuhi kebutuhan dana darurat (emergency fund). Besaran yang umum disarankan adalah 6 bulan sampai dengan 12 bulan besaran konsumsi bulanan. Individu yang lebih konservatif mungkin perlu tabungan lebih besar lagi untuk memenuhi rasa amannya.



Perencanaan investasi untuk mendukung perencanaan keuangan masa pensiun lebih kompleks dari perencanaan tabungan. Unsur penting yang perlu diperhatikan adalah besaran dana yang diinvestasikan dan besaran hasil investasi. Penilaian dan pemilihan sarana investasi tidak akan dibahas secara terinci pada tulisan ini, mengingat banyak yang perlu dijelaskan. Berapakah besaran investasi yang diperlukan oleh seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidup dimasa pensiun.



Misalkan pada saat pensiun kita memerlukan pendapatan bulanan Rp. 10 juta per bulan berapakah nilai investasi yang diperlukan? Untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 10 juta perbulan diperlukan dana investasi Rp. 1 milyar dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% per tahun atau 1 % perbulan. Angka tersebut belum memperhitungkan tingkat inflasi tahunan, apabila tingkat inflasi tahunan 8% pertahun maka hasil investasi harus lebih tinggi yaitu 20% per tahun agar kita tetap mendapatkan imbal hasil Rp.10 juta per bulan. Apabila kita tidak memperoleh kesempatan investasi yang lebih baik alias tingkat hasil investasi tetap 12% pertahun maka sekurang-kurangnya diperlukan dana investasi sebesar Rp. 2 milyar untuk mendapatkan imbal hasil RP. 10 juta. Bagaimana kalau kita ingin mempertahankan tingkat kehidupan saat ini dengan penghasilan Rp. 20 juta per bulan maka dana investasi yang diperlukan bisa mencapai Rp. 4 milyar pertahun dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% dan inflasi 8 % pertahun. Perhitungan-perhitungan diatas sangat disederhanakan untuk mendapatkan perhitungan yang lebih akurat anda dapat menghubungi profesional perencana keuangan keluarga, sekaligus memperoleh nasihat bagaimana merencanakan keuangan yang baik untuk membiayai masa pensiun anda.



Apabila pekerja Perusahaan boanfid yang memberikan gaji tinggi dan sekarang masih aktif bekerja atau masih cukup lama akan pensiun anda dapa belajar dari senior-senior anda. Anda dapat belajar kepada senior yang berhasil menikmati masa pensiunnya dengan baik. Pada kesempatan yang lain belajarlah juga dari para senior yang mengalami masa pensiun dengan penuh kesulitan. Pada umumnya pekerja pada perusahaan bonafid memperoleh banyak kemudahan atau berkecukupan pada masa dinasnya melupakan perencanaan keuangan masa pensiunnya. Atau mungkin para pekerja tersebut telah berusaha mempersiapkan masa pensiunnya namun perhitungan yang tidak cermat menyebabkan perencanaan gagal dan lagi-lagi mengalami masa pensiun yang pahit. Janganlah masa pensiun anda menjadi taruhan segeralah buatlah rencana keuangan pensiun dengan baik, bila perlu mintakan bantuan profesional perencanaan keuangan atau certified financila planner untuk membuatkan perencanaan keuangan pensiun anda. Sedia payung sebelum hujan itulah kata bijak tetua kita. Ingat masa pensiun bisa 10 (sepuluh tahun), 20 tahun atau bahkan lebih lama dari 20 tahun, karenanya waspadalah!



Kapan waktu yang baik untuk memulai pelaksanaan persiapan keuangan masa pensiun anda? Kalau saat ini anda mempunyai waktu sepuluh tahun menjelang pensiun maka anda sudah cukup terlambat melakukan persiapan keuangan pensiun namun apabila ditunda lebih lama lagi maka kesulitan keuangan dimasa pensiun akan semakin menjadi nyata. Waktu yang terbaik mungkin adalah 5 tahun yang lalu atau 10 tahun yang lalu atau bahkan mungkin lebih dari 10 tahun yang lalu. Prinsipnya persiapan keuangan masa pensiun adalah semakin cepat semakin bagus, ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus, tunggu apa lagi, hati-hati jangan terlena dengan kondisi nyaman saat ini lihatlah senior-senior anda yang tidak merencanakan keuangan pensiunnya secara memadai.

Memahami Resiko Investasi Syariah

Pada tulisan terdahulu dalam situs ini penulis telah menyampaikan kepada para pembaca mengenai dasar-dasar berinvestasi secara syariah, dalam tulisan ini penulis akan mencoba menyampaikan pembahasan mengenai risiko investasi syariah. Diharapkan dengan pemahaman yang lebih baik terhadap resiko investasi syariah maka kita akan dapat mengelola resiko investasi syariah dengan lebih baik.



Maqasid Al Syariah atau tujuan dari syariah adalah dasar yang sangat penting dalam perencanaan keuangan Islami. Tujuan dari syariat Islam adalah agar manusia mendapatkan Al Falah yaitu keberhasilan atau kemenangan dalam hidupnya di dunia dan di alam akhirat nanti. Apakah keberhasilan hidup didunia dan akhirat itu? Keberhasilan hidup di dunia dan di akhirat adalah kita berhasil memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan sekaligus mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan di akhirat kelak. Resiko adalah segala sesuatu yang memungkinkan tidak tercapainya tujuan dari suatu kegiatan yang kita lakukan. Dalam perencanaan keuangan Islami tujuannya adalah agar perencanaan keuangan yang dilakukan mencapai Al Falah yaitu kesejahteraan di dunia dan kesejahteraan di Akhirat. Jadi segala sesuatu yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan investasi dalam perencanaan Islami untuk menggapai Al Falah dapat dikategorikan sebagai risiko investasi syariah.





Tujuan Investasi Syariah



Dalam fikih Islam dnyatakan bahwa segala perbuatan atau amal adalah bergantung kepada niatnya. Niat disini dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang memotivasi seseorang yang biasanya merupakan tujuan dari seseorang melakukan tindakan. Niat dalam perencanaan Islami adalah untuk mengapai ridla Allah dan dengan ridla Allah diharapkan kita akan memperoleh Al Falah, sehingga dalam melakukan investasi harus diluruskan niatnya dan juga diniatkan sebagian keuntungan akan dizakati dan di keluarkan sedekahnya sebagai bagian dari investasi di Akhirat. Bagaimanakah kita dapat menjalankan investasi yang insya Allah akan diberkati oleh Allah adalah dengan cara menghindarkan diri dari penggunaan cara-cara investasi yang mengandung unsure maisir, gharar, riba dan dhalim dan melakukan kewajiban berzakat, berinfak dan bersedekah.



Pemilihan Instrumen Investasi Syariah



Investasi pada perencanaan keuangan syariah selalu menggunakan instrumen-instrumen investasi syariah. Pada setiap instrumen investasi tersebut perlu dipahami risiko-risiko yang melekat pada setiap instrumen investasi, pemahaman akan risiko investasi yang melekat pada instrument investasi syariah dan non syariah pada umumnya memiliki sifat yang sama. Keduanya memiliki risiko sistemik dan risiko inheren, risiko sistemik berkaitan dengan sistem yang melingkupi instrument investasi sedang risiko inheren adalah risiko yang melekat pada masing-masing instrument investasi. Perbedaan antara keduanya yang pertama adalah pada tujuan investasi dan yang kedua adalah pada pola transaksi dan jenis instrument investasi.



Pada investasi syariah terdapat risiko bahwa instrument investasi yang dipilih tidak sesuai dengan syariah, yaitu transaksi masih pada derajat tertentu masih mengandung unsur transaksi gharar, maisir dan riba, yaitu transaksi yang tidak diperkenankan oleh syariah Islam. Risiko sistemik yang ada pada instrument investasi yang mengunakan sistem Profit and Loss Sharing (PLS) adalah adanya asimetrik information antara pemilik dana dengan pengelola dana, hal ini berpotensi menimbulkan pembagian profit atau loss yang tidak adil. Instrumen investasi syariah memiliki instrumen yang terbatas dalam melaksanakan teknik hedging, instrumen yang terbatas ini dapat membuat pemilik dana terpapar risiko yang lebih besar dibandingkan dengan transaksi hedging yang menggunakan instrumen investasi non syariah. Namun disisi lain risiko investasi syariah yang selalu mensyaratkan adanya underlying asset menyebabkan instrumen investasi syariah lebih kecil risikonya dibandingkan dengan instrumen investasi non syariah.



Mengingat bahwa instrumen investasi syariah belum memiliki track record yang cukup panjang khususnya di Indonesia maka penelitian mengenai risiko-risiko instrumen investasi belum cukup banyak. Pasar modal di Indonesia masuk bercampur antara yang syariah dengan non syariah belum adanya bursa yang terpisah atau sekurang-kurtangnya aturan yang terpisah secara nyata. Sehingga perilaku risiko investasi syariah dan non syariah masih relative belum menunjukan perbedaaan yang nyata.



Pada hasil-hasil investasi yang dihasilkan dalam beberapa periode terakhir volatilitas instrumen-instrumen investasi yang serupa antara instrumen investasi syariah dan non syariah menunjukan bahwa instrument investasi syariah relatif lebih stabil. Pilihan instrumen investasi syariah dalam pasar modal antara lain adalah saham yang memenuhi syarat saham syariah, reksadana syariah dan sukuk. Untuk memahami lebih jauh risiko pada masing-masing instrumen seperti saham, reksadana dan sukuk harus dipelajari akad-akad yang digunakan pada masing-masing instrumen tersebut dan portofolio yang dibentuk oleh pengelola dana. Pemilihan instrumen invetasi syariah ditentukan setelah mempelajari sifat-sifat yang melekat pada masing-masing instrumen investasi. Apabila evaluasi untuk memahami risiko masing-masing instrumen invetasi telah dilakukan dan kita telah memiliki pemahaman yang memadai akan paparan risiko yang ada maka langkah berikutnya adalah membentuk portofolio invetasi syariah yang sesuai dengan kemampuan kita menerima paparan risiko dari instrumen investasi pilihan.



Untuk memahami dengan jelas mengenai risiko pada instrumen yang terpilih tidaklah mudah, sehingga lebih meyakinkan diri sebaiknya meminta nasihat kepada Independent Financial Planner anda. Pada tulisan yang terbatas ini penulis tidak dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai risiko-risiko yang melekat pada setiap instrumen investasi syariah terpilih, pada tulisan mendatang penulis berharap memperoleh kesempatan untuk menjelaskan dengan lebih rinci risiko-risiko yang melekat pada masing-masing instrumen investasi syariah (AH-Jan-2011)



Penulis : Andre Herlambang, AKT, CRMP, CFP.